"Sekarang kalau kita ke daerah, enggak ada lagi yang namanya keluhan 'byar pet', keluhan pemadaman, enggak ada. Dulu kita di 2015, setiap ke provinsi, setiap ke kabupaten, ke kota, ke daerah, isinya keluhan mengenai listrik yang 'byar pet', listrik yang pemadaman," kata Jokowi di Cilacap, Senin (25/2/2019).
Jokowi bilang itu setelah dia meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilacap Ekspansi Tahap I berkapasitas 1x660 megawatt (MW) di Desa Karangkandri, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap. Setelah itu Jokowi melihat-lihat sejumlah titik proyek PLTU.
Jokowi bercerita, keluhan 'byar pet' paling banyak datang dari industri pariwisata. Banyak hotel yang listriknya bisa mati selama enam jam.
"Banyak sekali keluhan-keluhan seperti itu. Sekarang, alhamdulillah sudah tidak ada keluhan-keluhan pemadaman listrik, tetapi kita tetap ingin membangun pembangkit listrik agar juga mengikuti pertumbuhan ekonomi yang ada sehingga investasi apa pun ke Indonesia, listriknya siap," lanjut Jokowi.
PLTU Cilacap Ekspansi Tahap I berkapasitas 1x660 MW ini menggunakan teknologi "super-critical boiler" berbahan bakar batu bara kalori rendah. PLTU Cilacap Ekspansi Tahap I juga dilengkapi dengan "electrostastic precipitator" dan "flue-gas desulfurization" yang didesain untuk dapat beroperasi secara efisien dan ramah lingkungan.
Investasi proyek ini hampir mencapai 900 juta dolar Amerika Serikat dan dapat menyerap 800 tenaga kerja saat pengoperasian. Saat pembangunan menyerap sekitar 4.000 tenaga kerja.
"Proyek ini dikelola oleh PT Sumber Segara Primadaya (S2P) dengan kepemilikan saham sebesar 51 persen dan PT Pembangkit Jawa Bali (PJB), yaitu anak usaha PT PLN (Persero) dengan kepemilikan saham 49 persen," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dalam kesempatan yang sama.
Sekadar informasi, Bali --sebagai daerah wisata-- juga sangat terbantu dengan kehadiran Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang. Hasil kajian di akhir tahun 2018, beban puncak listrik di Bali pada sore hari bisa tembus 895 MW. Angka itu naik 15 persen pada akhir Januari 2019. PLTU Celukan Bawang sendirian memikul 42 persen dari kebutuhan listrik yang ada, sekitar 380 MW. Sisanya digarap oleh PLN. Tapi itu pun diambil dari berbagai pembangkit listrik yang tersebar, termasuk dari Pulau Jawa.