Dilihat era.id di situs Airvisual, Selasa (6/8/2019), sekitar pukul 07.50 WIB, Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di kisaran angka 70-90. Artinya, kualitas udara di Jakarta masih dapat ditolerir terhadap kesehatan.
Perlu diingat, angka AQI dan peringkat polusi bisa berubah sewaktu-waktu, berdasarkan kondisi cuaca dan temperatur. Seperti prediksi AirVisual siang nanti, pukul 13.00n WIB, AQI Jakarta akan berada di angka 51-100 dengan kategori moderat.
AQI merupakan indeks yang menggambarkan tingkat keparahan kualitas udara di suatu daerah. AQI dihitung berdasarkan enam jenis polutan utama, yaitu PM 2,5, PM 10, karbon monoksida, asam belerang, nitrogen dioksida, dan ozon permukaan tanah.
Rentang nilai AQI adalah 0-500. Makin tinggi nilainya, berarti makin tinggi tingkat polusi udara di wilayah tersebut. Skor 0-5 berarti kualitas udara bagus, 51-100 berarti moderat, 101-150 tidak sehat bagi orang yang sensitif, 151-200 tidak sehat, 201-203 sangat tidak sehat, dan 301-500 ke atas berarti berbahaya.
Berdasarkan pengamatan AirVisual, Lahore, Pakistan, menempati urutan pertama sebagai kota paling berpolusi di dunia pagi ini pada angka 165. Di urutan kedua ada Dhaka, Bangladesh, posisi ketiga ada Tashkent di Uzbekistan.
Dalam beberapa pekan belakangan, Jakarta kerap menduduki posisi pertama dalam hal kualitas udara terburuk. Air Quality Index (AQI) Jakarta berkisar pada rentang angka 130-170. Kategorinya pun 'tidak sehat'.
Namun pada Senin (5/8) pagi kemarin, AirVisual mencatat kualitas udara Jakarta membaik dengan nilai AQI berada di angka 79 dalam kategori moderat. Posisi Jakarta pun langsung turun ke posisi 15, setelah bertengger di peringkat 3 besar kualitas udara terburuk di dunia.