Ketua TKN Erick Thohir mengatakan, masukan yang diberikan ke Ma'ruf Amin lebih banyak mengingatkan soal durasi debat.
"Untuk abah (Ma'ruf Amin) sendiri tadi sudah simulasi, bagaimana paling tidak beliau sudah diskusi mengenai masukan dan mengenai waktu," kata Erick kepada wartawan di Gedung High End, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (12/3/2019).
Menurut Erick, alasan tim teknis debat ini memberi masukan soal durasi lantaran Ma'ruf terbiasa berbicara dengan waktu yang panjang, apalagi saat memberikan ceramah soal agama.
"Beliau pasti, mohon maaf, biasanya dakwah kan kultum (kuliah tujuh menit). Sekarang jadi tutum, ya kan satu menit. Ya memang seperti itu. Alhamdulillah, beliau sudah mulai terbiasa," ungkap dia sambil tersenyum.
Erick mengatakan, selama simulasi debat tadi, Ma'ruf didampingi Direktur Program TKN Aria Bima, Wakil Direktur Penggalangan Pemilih Perempuan Tina Talisa, dan praktisi komunikasi Riza Primadi.
Tina menambahkan, durasi merupakan hal yang perlu diperhatikan agar substansi yang akan disampaikan saat debat nanti bisa diterima oleh para pemilih.
"Penyesuaian ini penting untuk cawpares 01, untuk bisa menyampaikan pesan dengan subtansi jelas dan teknis persentasi tepat," jelas Tina.
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin (Wardhany/era.id)
Sementara itu, Ma'ruf mengakui kesulitan mengatur waktu berbicara dalam debat. Apalagi, dia biasa bicara dengan durasi yang cukup panjang. Misalnya, dalam sebuah acara Tabligh Akbar, Ma'ruf bisa bicara hingga mencapai 30 menit.
"Tentu. Saya bagaimana harus bisa dan biasa. Saya kan ngomong panjang, ngaji itu kan panjang," ungkap Ma'ruf.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini bilang, dia tak akan berbasa-basi saat menghadapi cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno dalam debat nanti. Soalnya, durasi dalam debat sekitar tiga menit tergantung dari segmen debat tersebut.
"Enggak lah. Waktunya kan pendek nanti waktunya (habis) buat joke aja," tegas dia.
Dalam debat nanti, Ma'ruf tak akan menyerang Sandiaga terlebih dahulu. Dia hanya akan menyerang balik dengan menanggapi semua pernyataan Sandi dalam debat tersebut. Termasuk soal kartu sakti Jokowi, yaitu Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, Kartu Pra-Kerja, dan kartu lainnya yang nanti akan jadi program baru calon petahana.
"Ya kalau muncul ya tentu saya respons," kata dia.
"Itu juga yang jadi misalnya apa yang harus kita respons urusan guru honorer, urusan BPJS, itu kan yang selama ini muncul di koran-koran," tutupnya.