Debat ketiga ini, dia akan sendirian berhadapan dengan cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno dengan tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan budaya.
"Mengombinasikan pemikiran yang secara konsep, (dengan pelaksanaan) secara teknis dan juga pandangan-pandangan ulama yang sangat filosofis," kata Ma'ruf di kediamannya di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (13/3/2019).
Untuk memantapkan pandangan tersebut, Mustasyar PBNU ini membaca lagi buku dan kitab klasik. Selain itu, dia juga membatasi agendanya, dengan tak menerima tamu atau melakukan safari politik. Alasannya karena banyak isu kekinian yang sebetulnya sudah dibahas para ulama klasik dan bisa ditafsirkan untuk mengatasi permasalahan saat ini.
"Dalam kitab juga banyak sumber-sumber yang bisa dijadikan rujukan. Juga paradigma-paradigma, mabadi'-mabadi' yang menurut saya penting untuk jadi landasan berpikir," ungkapnya.
Namun, untuk merumuskannya, dibutuhkan teori para sosiolog, antropolog, ekonom, ahli kesehatan dan penelitian mutakhir.
Dia mencontohkan, ada sejumlah undang-undang yang rujukannya diperoleh dari kitab yang diformulasikan bersama DPR dan Majelis Ulama Indonesia, seperti UU Nomor 21 tahun 1998 tentang Perbankan Syariah, dan UU Nomor 33 tentang Jaminan Produk Halal tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.
Tak hanya membaca kitab untuk persiapan debat, dia juga berdiskusi dengan sejumlah pihak meski tak merinci siapa yang dimaksud.
"Selain saya mendengarkan informasi dari para pengambil keputusan, pelaksana teknis dan para akademisi, saya juga membaca tulisan (buku dan artikel), komentar (di media)," jelas dia.
Ilustrasi dipersembahkan Ilham/era.id
Tugas Ma'ruf dalam debat
Direktur Konten TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Fiki Satari bilang, perspektif filosofis ulama yang akan digunakan Ma'ruf sangat tepat digunakan untuk tema debat kali ini.
"Ya salah satunya kan (untuk) kritik apa saja yang selama ini digoreng. Apalagi isunya (kompetitor) job and price," ujar Fiki dihubungi.
Dalam debat nanti, Fiki mengatakan, Ma'ruf akan mempertajam program kerja capres 01 Jokowi tentang lanjutan kartu sakti.
"Ya (intinya) lebih ke main issue yang selama ini beredar, apa yang menjadi concern," sebut dia.
Sementara jika ada isu negatif yang diangkat dalam debat tersebut, Ma'ruf akan mengklarifikasinya. Kata dia, mudah bagi Ma'ruf meyakinkan masyarakat tentang kinerja yang telah dilakukan Jokowi.
Terpisah, Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Usman Kansong mengatakan, Ma'ruf telah disiapkan menjawab pertanyaan kompetitor. Terutama jika materi menyinggung pada permasalahan yang telah digoreng.
Misalnya, menyangkut lapangan pekerjaan yang dirasa kurang oleh kubu Sandiaga. Ma'ruf bisa menjawab dengan membeberkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai penyediaan lapangan kerja. Sebab faktanya, data BPS membuktikan 10,7 juta lapangan pekerjaan baru tercipta di era Jokowi.
"Angkanya sudah ada kalau itu, dan BPS loh, lembaga yang memang diberikan mandat oleh UU untuk memproduksi data. Itu sudah kita siapkan," tegas dia.