ERA.id - Pada debat ketiga calon presiden-calon wakil presiden pada Minggu 7 Januari 2024, calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, beberapa kali menggunakan istilah "ing ngarso sung tuladha" . Lantas apa arti Ing Ngarsa sung Tuladha tersebut?
Prabowo mengucapkan istilah tersebut sebagai tanggapan terhadap pernyataan capres nomor urut 1, Anies Baswedan, terkait Kerjasama Indonesia dengan negara di Selatan.
Istilah yang dikemukakan oleh Prabowo dapat dimaknai sebagai cerminan sikap seorang pemimpin yang mengutamakan arahan dan contoh yang baik dalam menghadapi isu-isu penting, seperti kerjasama antarnegara di wilayah selatan.
Apa Arti ing Ngarsa Sung Tuladha?
Dalam papernya, Ulfi Rokhayanah, sebagaimana dilansir dari laman Dinas Pendidikan Kulon Progo, menjelaskan jika "ing ngarso sung tuladha" adalah salah satu ajaran Ki Hajar Dewantara.
Dalam dunia pendidikan, seorang guru seharusnya mengikuti prinsip "Ing ngarso sung tulodo”, “Ing madyo mangun karsa”, dan “Tut wuri handayani".
Ketiga semboyan tersebut mencerminkan peran guru yang melibatkan tiga aspek penting: menjadi teladan, memberikan semangat, dan memberikan kekuatan kepada siswa. Jika semboyan ini dijalankan dengan baik, akan membawa dampak positif terhadap perkembangan siswa.
"Ing ngarso sung tuladha" dalam konteks yang dibicarakan oleh Prabowo menekankan bahwa seorang pemimpin harus menjadi contoh bagi rakyatnya, baik dalam sikap maupun pola pikir.
Menurut Prabowo, rakyat cenderung meniru perilaku pemimpinnya, sehingga penting bagi pemimpin untuk memberikan teladan yang positif. Selain itu, pemimpin juga perlu memberikan arahan dan penjelasan agar rakyat dapat memahami dengan baik.
Jika konsep ini diterapkan dalam konteks kepemimpinan, seorang pemimpin yang mengikuti semboyan ini akan menjadi sosok yang disegani dan berwibawa. "Ing ngarso sung tuladha" menekankan bahwa pemimpin harus memberikan contoh yang baik.
Kemudian ada "Ing madyo mangun karso" yang menunjukkan bahwa pemimpin harus memberikan motivasi kepada anggotanya. Sedangkan "Tut wuri handayani" menegaskan bahwa pemimpin harus memberikan kewenangan kepada kader yang telah teruji.
Seorang pemimpin juga perlu bersikap demokratis, mampu beradaptasi dalam berbagai situasi, dan memiliki kemampuan lebih dari bawahannya. Dalam konteks sebagai seorang pemimpin utama diharapkan mampu menerapkan filosofi semboyan Ki Hajar Dewantara.
Awal Mula Prabowo dan Anies Panas dalam Debat Capres
Dalam debat ketiga capres-cawapres, Prabowo Subianto menyebut Indonesia dianggap panutan oleh negara-negara Afrika karena keberhasilannya. Prabowo mengaitkan kepemimpinan global Indonesia dengan keberhasilan dalam mengelola sumber daya, mengurangi kemiskinan, dan memajukan teknologi serta industri.
Akan tetapi, Anies Baswedan merespons kritik terhadap pendekatan Prabowo, menekankan pentingnya merangkul semua pihak dan membawa agenda yang inklusif, mengacu pada pendekatan Bung Karno.
Prabowo kemudian menjawab dengan menegaskan bahwa kepemimpinan harus diwujudkan melalui contoh nyata, sesuai prinsip "Ing Ngarso Sung Tulodo." Ia menyoroti bahwa Indonesia, sebagai panutan, harus memberi contoh melalui kinerja dan bukan hanya retorika.
Selain itu, Prabowo menekankan bahwa Indonesia dipandang oleh negara-negara selatan karena berhasil membangun ekonomi, dan sindirannya terhadap istilah 'omon-omon' menjadi viral di media sosial.
Selain arti ing ngarsa sung tuladha, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…