Hacker yang Tumbuh Subur di Musim Pemilu

| 14 Mar 2019 09:55
<i>Hacker</i> yang Tumbuh Subur di Musim Pemilu
Ilustrasi (Pixabay)

Jakarta, era.id - Menjelang pergelaran pemilu yang akan digelar pada 17 April mendatang, serangan terhadap situs KPU semakin marak dilakukan oleh peretas atau hacker. 

Hal ini diakui oleh Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Viryan Aziz. Ia bilang, ada beberapa motif yang menjadi alasan para hacker tersebut meretas situs KPU. 

“Ada beberapa kelompok hacker yang melakukan peretasan. Pertama, karena mereka hanya sekadar ingin tahu. Kedua, ada yang kesal. Terakhir, karena ada motif lain,” kata Viryan kepada wartawan, Rabu, (13/3/2019)

Viryan berharap masyarakat Indonesia tidak melakukan peretasan terhadap situs KPU. Pasalnya, mereka yang meretas situs KPU sudah ada yang ditangkap oleh tim Cyber Crime Mabes Polri. 

Ia pun mengaku pihaknya akan selalu berkoordinasi dengan kepolisian terkait serangan siber tersebut.

“Setiap ada serangan kami selalu koordinasi dengan Mabes Polri, dalam hal ini cyber crime. Kami harapkan mereka bisa mengungkapnya. Jika terbukti, agar orang tersebut bisa ditangkap."

Jelasnya, pelaku peretasan yang ditangkap kepolisian itu berasal dari dalam negeri. Ketika itu, peretas tersebut mengincar sistem daftar pemilih tetap pada perhelatan pilkada serentak 2018.

“Beruntung, penyerangan itu tidak berpengaruh terhadap daftar pemilih tetap (DPT). Pelakunya pun sudah ditangkap yakni orang Indonesia." 

Untuk menanggulangi peretasan, Viryan mengatakan pihaknya amat membuka komunikasi dengan berbagai pihak, baik itu para peserta pemilu, masyarakat, atau lembaga swadaya masyarakat.

“Masukan semua pihak kami layani. Termasuk rekam jejak penyelenggaraan pemilu, itu kan bisa dilihat. Pernah tidak misalnya KPU bersikap antipati terhadap kritik dan saran atau masukan, kecuali hoaks ya."

Viryan berharap serangan terhadap situs KPU tidak terjadi kembali pada Pemilu 2019. Apalagi pesta demokrasi lima tahunan sekali ini memerlukan biaya yang tidak sedikit. 

"Ini pemilu sudah banyak masalah,  jangan ditambah lagi masalahnya."

Rekomendasi