Tuduhan untuk Kubu Prabowo dan Kelompok Pengingin Khilafah

| 04 Apr 2019 20:39
Tuduhan untuk Kubu Prabowo dan Kelompok Pengingin Khilafah
Sebuah acara diskusi yang dihadiri Jansen Sitindaon dan Arya Sinulingga (Diah/era.id)
Jakarta, era.id - Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf Arya Sinulingga menyatakan, kelompok yang ingin mendirikan negara khilafah atau negara Islam di Indonesia berada di kubu pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. 

Namun, Arya tak menjelaskan kelompok apa dimaksud. Ia cuma bilang kelompok itu sudah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia.

"Artinya kan ada barang itu (pendukung khilafah). Itu simpatisan 02, ini clear. Saya bisa buktikan kok. Orang-orangnya masih ada, membernya juga besar. Artinya ideologi itu masih ada," kata Arya dalm diskusi di Jakarta Pusat, Kamis (4/4/2019).

Meski ormas yang disinggung Arya telah dilarang, tetapi mereka masih eksis. 

Arya pun membandingkannya pada masa pemerintahan Soeharto yang ingin memberantas Partai Komunis Indonesia (PKI). Kata dia, dibutuhkan waktu yang cukup panjang hingga akhirnya isu PKI itu tidak lagi disentuh pada zaman Orde Baru. 

"Untuk menghabisi organisasi parpol komunis yang 3 juta itu saja butuh waktu panjang. Artinya kan panjang juga sampai dulu ada namanya eks tahanan politik (eks tapol). Itu penghabisan yang dilakukan orba pada masa itu. ," ucap dia.

Sebenarnya Arya mengapresiasi upaya capres nomor urut 02 Prabowo Subianto bila mengklarifikasi mengenai isu terasebut. Tapi, dia menyayangkan Prabowo belum bisa menertibkan pendukungnya dari niatan untuk mendirikan negara khilafah.

"Walaupun pemimpin di atas bilang kita Pancasila. Tapi di bawah harus diselesaikan oleh pimpinannya baik 02 atau 01. Pak Jokowi itu selalu sampaikan mengenai bahwa dia bukan komunis. Kok Prabowo enggak sampaikan apapun soal khilafah itu?" katanya.

Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Jansen Hutahean membantah tudingan Arya. Menurutnya, perbedaan cara pandang antara pendukung dan pemimpin dalam berbagai konsep pemikiran adalah hal yang wajar.

"Ada banyak hal di mana pemimpin itu bisa saja berbeda. Seperti konsep pembangunan gitu. Bisa saja beda terkait itu. Atau konsep ekonomi misalnya. Tapi kalau persoalan ideologi ini saya kira sudah selesai lah," terangnya.

Dia mengatakan, perdebatan soal ideologi dinilai sudah selesai pada pelaksanaan debat keempat Pilpres 2019. Kata Jansen, mereka berdua telah sepakat bahwa isu mengenai PKI maupun khilafah telah selesai.

"Di debat keempat itu mesra sekali pernyataan mereka berdua. Pak Prabowo mengatakan kalau saya jadi presiden, NKRI, Pancasila, merah putih, harga mati. Enggak ada namanya khilafah-khilafah. Maka saya ucapkan makasih," tuturnya.

Menurut Jansen, amandemen ideologi negara sangat sulit dilaksanakan di Indonesia. Karenanya, dia meminta isu tersebut tidak lagi kembali digoreng di Indonesia.

"Amendemen UUD aja sulitnya minta ampun. Apalagi amandemen ideologi negara Pancasila. Jadi, jangan musiman gitu. Lagu kaset rusak itu. Ini Pancasila versus Islam dan Pancasila versus khilafah," jelas Jansen.

Rekomendasi