Dalam suratnya itu, SBY bilang, kampanye ekskusif yang dilakukan paslon 02 Prabowo-Sandi berbahaya karena polarisasi bakal semakin menguat di tengah masyarakat.
"Artinya, mereka (kubu paslon 02) tidak solid dalam mengemas acara yang mestinya acara nasional seperti apa," kata Ma'ruf kepada wartawan di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (8/4).
Harusnya, kata Mustasyar PBNU ini, setiap menggelar acara seperti kampanye akbar, partai koalisi pendukung paslon baiknya saling berkomunikasi dalam sebuah forum. "Harusnya berdasarkan kesepakatan. Kalau sampai ada protes kan berarti ada ketidaksepahaman," ungkapnya.
Sebelumnya, capres nomor urut 01 Joko Widodo juga menyatakan dirinya sependapat dengan SBY terkait kampanye paslon 02 Prabowo-Sandi yang terkesan ekslusif dan mengutamakan agama Islam dibanding agama lainnya.
"Saya sepakat sekali bahwa setiap kampanye itu yang dikemukakan itu kebanyakan keberagaman. Yang penting adalah kesatuan kita sebagai negara," kata Jokowi di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin (8/4/2019).
Jokowi bilang, beredarnya surat SBY yang mengomentari kampanye Prabowo di Gelora Bung Karno (GBK) pada Minggu (7/4) seakan menjadi payung untuk mengingatkan kepada kita bahwa kontestasi politik ini ada setiap 5 tahun.
Maka, lanjut Jokowi, jangan mengorbankan kesatuan, persaudaraan, dan kerukunan umat beragama hanya untuk meraup suara kemenangan dari basis pemilih mayoritas di Indonesia ini.
"Kalau kita, sejak awal menunjukkan keberagaman dan kebhinekaan kita dalam seni budayanya, dalam karnavalnya. Saya kira politik identitas, politik SARA, itu yang harus kita hindari," ucap dia.
Supaya kamu tahu, kampanye akbar Prabowo yang dimulai dengan salat subuh berjamaah itu dipantau Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan dia merasa keberatan.
"Menurut saya apa yang akan dilakukan dalam kampanye akbar di GBK tersebut tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif, melalui sejumlah unsur pimpinan Partai Demokrat saya meminta konfirmasi apakah berita yang saya dengar itu benar," paparnya.
Dalam surat itu, SBY meminta pengurus Demokrat agar menyampaikan masukan kepada Prabowo-Sandi agar kampanye akbar yang diusungnya bisa berjalan lebih inklusif dan menghindari politik identitas.
"Penyelenggaraan kampanye nasional (di mana Partai Demokrat menjadi bagian di dalamnya) tetap dan senantiasa mencerminkan "inclusiveness", dengan sasanti "Indonesia Untuk Semua" Juga mencerminkan kebhinekaan atau kemajemukan. Juga mencerminkan persatuan. "Unity in diversity". Cegah demonstrasi apalagi "show of force" identitas, baik yang berbasiskan agama, etnis serta kedaerahan, maupun yang bernuansa ideologi, paham dan polarisasi politik yang ekstrem," tulis SBY.