Merujuk Pasal 167 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilu, pemungutan suara di luar negeri memang diselenggarakan lebih awal (early voting). Tapi, penghitungan suara tetap dilakukan bersamaan dengan di dalam negeri pada 17 April 2019. Jadi, dapat dipastikan kabar rekapitulasi di luar negeri adalah bohong atau hoaks.
Ketua Tim kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir ikut berkomentar soal berita bohong di media sosial itu. Dirinya mengingatkan agar masyarakat jangan mudah percaya dengan peredaran berita yang tidak terkonfirmasi.
"Ini merupakan rekayasa dari kelompok tertentu yang ingin membuat suasana gaduh dan memanfaatkan situasi. Tidak pernah ada perhitungan lebih awal. Sesuai dengan UU Pemilu, semua akan dihitung bersamaan," kata Erick di Jakarta, Rabu (10/4/2019).
Mengingat semakin masifnya berita hoaks yang bisa memecah belah, bahkan mendiskreditkan lembaga atau institusi negara yang bertanggung jawab terhadap pemilu, seperti KPU atau Bawaslu, Erick meminta kepada masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan mengecek sumber berita sebelum menyebarkan melalui media sosial.
"Menuju pesta demokrasi terbesar dalam sejarah negeri ini, mari kita bersama-sama menjaga persatuan, kedamaian, dan juga kebersamaan dalam kegembiraan sehingga kita tidak mudah diombang-ambingkan berita-berita bohong," ucap Erick.
"Tetap percaya kepada lembaga penyelenggaran pemilu, baik saat pencoblosan hingga perhitungan, dan hargai hasilnya, tanpa harus ada ancaman apapun. Jangan takut dan merasa terancam, karena TNI dan Polri siap mengamankan dan menjaga Pemilu agar berjalan lancar," lanjut dia.
Perlu kamu tahu, sampai hari ini baru ada sejumlah negara yang sudah menjalankan pemungutan suara di luar negeri, yakni Sana'a pada Senin (8/4), Panama City dan Quito pada Selasa (9/4), serta Bangkok dan Songkhola pada hari ini. Selain jadwal tersebut, kegiatan pemungutan suara di luar negeri belum dilaksanakan.
Sebelumnya, beredar kabar yang ada di media sosial soal tersebarnya hasil rekapitulasi suara sementara di sebelas negara. Hampir semua memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, dan hanya dua negara yang memenangkan Jokowi-Ma-ruf.