Kronologis insiden tersebut menurut saksi mata, Nurdin Conoras menyatakan, anggota Komisi XI itu diberi kesempatan untuk menyampaikan imbauan kepada masyarakat pascapelaksanaan pencoblosan usai melaksanakan shalat Jumat di Masjid Nurul Bahar.
Ahmad Hattari yang kembali jadi caleg dari Partai Nasdem untuk DPR RI, dalam pengarahannya justru menyampaikan hal-hal yang menyinggung perasaan jemaah dan masyarakat Tomalou, bahkan sudah cenderung provokatif.
"Saat itu, Ahmad Hattari melampiaskan kekecewaannya atas perolehan suara yang diperolehnya di Kelurahan Tomalou yang hanya mencapai 700 suara, padahal dia merasa selama ini memberikan bantuan di kelurahan tersebut yang berdampingan Kelurahan Gurabati, tempat tinggal Ahmad Hattari," kata Nurdin.
Mendengar pernyataan Ahmad Hattari itu, jemaah masjid marah dan langsung mengejarnya, bahkan ada yang berusaha memukulnya, tetapi beruntung ada jemaah dan aparat kepolisian yang mencoba menghalangi.
Ahmad Hattari yang menggunakan mobil bernomor polisi DR 57 AH berhasil meninggalkan lokasi setelah sejumlah pengurus masjid dan aparat kepolisian melerai amarah jemaah masjid.
Jemaah masjid dan massa yang marah kemudian membongkar seluruh karpet masjid dan jam dinding bantuan Ahmad Hattari dan dibawa jemaah masjid ke kediamannya di Kelurahan Gurabati.
Akibat insiden itu, warga Tomalou yang akan membawa bantuan masjid Ahmad Hattari ke kediaman Ahmad Hattari dihalau warga Gurabati dan terjadi aksi lempar antara kedua kelurahan tersebut.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Malut, AKBP Hendri Badar ketika dikonfirmasi meminta agar suasana kondusif pascapencoblosan pemilu 17 April 2019 tetap terjaga.
"Mari kita menciptakan kesejukan dan semangat kekeluargaan pascapencoblosan hasil pemilu 2019, meskipun proses politik ini mengalami dinamika dan mengganggu situasi kamtibmas," katanya.