Melalui laman Facebook pribadinya, Luhut buka suara perihal dirinya yang diutus calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo untuk berkomunikasi dengan rivalnya, Prabowo Subianto, di tengah situasi politik yang memanas pasca-Pemilu Presiden 2019.
Di mana seharusnya, Luhut bertemu dengan Prabowo Subianto pada hari Minggu (21/4) kemarin. Namun, dari pihak Prabowo tiba-tiba membatalkan karena ada alasan teknis. Tepatnya alasan kesehatan, dan Prabowo minta pertemuan untuk dijadwalkan ulang.
Tak jadi bersua, Luhut akhirnya menelepon Prabowo. Menurutnya pembicaraan mereka berdua tidak terlalu berat dan malah asyik tertawa-tertawa selama menelepon.
"Obrolan kami via telepon juga baik-baik saja, bahkan gembira, ceria, dan tidak ada sama sekali beban. Itulah yang saya bisa tangkap dari tone suara Prabowo yang saya kenal. Persis situasi kalau kami makan berdua," tulis Luhut, seperti dikutip era.id, Rabu (24/4/2019).
Meski pada Pilpres 2019 ini keduanya berseberangan, tetapi Luhut tetap memuji bahwa Prabowo adalah seorang patriot dan aset bangsa. Selain itu, Luhut juga menyebut Ketua Umum Partai Gerindra tersebut sebagai sosok yang memiliki pemikiran rasional dan jernih.
Oleh sebab itu, Luhut ingin masyarakat Indonesia mengenang sosok Prabowo Subianto demikian, bukannya justru sebaliknya.
"Saya tidak yakin bahwa Pak Prabowo akan merusak demokrasi kita. Beliau bukan tipe orang seperti itu. Justru kalau sudah bicara nasionalisme, bicara menyangkut masalah kepentingan nasional, demokrasi di Indonesia, beliau pasti berpikir dengan jernih mana yang terbaik untuk republik," tutur Luhut.
<iframe src="https://www.facebook.com/plugins/post.php?href=https%3A%2F%2Fwww.facebook.com%2Fluhutbinsar.pandjaitan%2Fposts%2F2648442548562836&width=500" width="500" height="548" style="border:none;overflow:hidden" scrolling="no" frameborder="0" allowTransparency="true" allow="encrypted-media"></iframe>
Masih soal pertemuannya dengan Prabowo, Luhut masih akan tetap setia menunggu untuk mengobrol bersama ketika keduanya sedang tak lagi disibukkan dengan jadwal masing-masing. Kalaupun tidak ketemu, ada pesan penting yang ingin disampaikan Luhut kepada Prabowo.
Terlebih soal klaim kemenangan yang dilakukan Prabowo berkali-kali, sekalipun hasil hitung cepat (quick count) berbagai lembaga survei menunjukkan Jokowi unggul sementara, Luhut, lagi-lagi menegaskan keyakinannya bahwa Prabowo sebenarnya lebih berkepala dingin dibanding sosok yang meramaikan media akhir-akhir ini.
"Melalui tulisan ini saya juga ingin menitipkan pesan kepada para senior untuk tidak perlu memanas-manasi dengan memberikan informasi yang tidak jelas kepada Pak Prabowo. Biarkanlah Beliau mendapat informasi yang berimbang sehingga bisa membuat keputusan dengan input data yang benar," ungkapnya.
"Tidak elok kalau kita membohongi atasan dengan informasi yang salah. Jika atasan kemudian membuat keputusan yang salah, hal ini akan menjadi catatan yang tidak baik dalam perjalanan hidupnya. Apalagi dengan adanya digital track sekarang, sampai kapanpun catatan itu tidak akan bisa terhapus," lanjutnya.
Kembali lagi soal komunikasi dan pertemuannya dengan Prabowo sebagai utusan Jokowi. Luhut memastikan hal itu tak ada hubungannya, apalagi soal utus-mengutus dan pembicaraan tentang Pilpres 2019.
"Presiden sendiri sejak kemarin sangat rileks memberikan pengarahan kepada para pembantunya mengenai APBN 2020 dan bagaimana pemerintah ingin fokus pada masalah pembangunan sumber daya manusia, serta bagaimana membuat harmonisasi peraturan perundang-undangan yang mempermudah investasi. Waktu kita sudah habis untuk membicarakan hal-hal tersebut, sehingga tidak ada sama sekali pembicaraan tentang Pilpres," papar Luhut.
Menurut Luhut, proses pencoblosan sudah selesai, sekarang kita tinggal menunggu saja hasil perhitungan dari KPU. Pak Jokowi dan Pak Ma’ruf Amin juga sangat paham mengenai urut-urutan mekanismenya dan menghormati ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Dirinya juga meminta semua pihak dapat menghormati proses yang sedang berlangsung di KPU. Kepada masyarakat Luhut, memastikan kepada masyarakat jika keadaan Indonesia saat ini aman. Enggak bakal ada ancaman terkait Pilpres 2019 yang akan terjadi.
"Jangan percaya kepada siapapun yang membuat seolah-olah kita sedang dalam kondisi darurat. Saya belum melihat ada indikasi ke arah sana karena tidak ada yang dilakukan pemerintah yang melanggar konstitusi," tutupnya.