Namun, ada yang berbeda dalam penyampaian perkembangannya sore ini, Rabu (24/4/2019). Komisioner KPU Evi Novida Ginting, dalam menyampaikan kabar duka ini tak sanggup menahan kesedihan hingga air matanya jatuh menetes.
"Kami sampaikan, sampai tanggal 24 hari ini pukul 15.00 WIB, ini kedukaan kami dari penyelenggara pemilu terus bertambah," tutur Evi di Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2019).
Evi menghentikan ucapannya selama beberapa detik untuk menumpahkan kesedihan. Sambil mengusap air matanya, ia juga ditenangkan oleh Komisioner KPU Hasyim Asy'ari. Kalimatnya pun dilanjutkan.
Komisioner KPU Evi Novida Ginting menyeka air matanya (Diah/era.id)
"Saat ini sudah 144 yang meninggal dari penyelenggara pemilu, kemudian 883 yang sakit karena terus bekerja dan karena berdedikasi untuk memastikan seluruh proses penyelenggaraan pemilu ini berjalan luber dan jurdil di semua TPS," ucap dia.
Evi bilang, KPU sedang mengupayakan pertemuan dengan Kementerian Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PANRB), Kementerian Keuangan, dan Bawaslu untuk membahas standar besaran santunan untuk para korban. Nantinya, anggaran itu akan menggunakan yang akan dipersiapkan dengan menggunakan anggaran dari APBN.
Evi berharap ada kabar baik dari pembahasan tersebut, termasuk tentang besaran santunan yang pantas diberikan sebagai santunan kepada teman-teman KPPS yang telah menjalankan tugasnya mendedikasikan.
Evi melanjutkan, KPU menerima masyarakat yang sangat peduli terhadap para penyelenggara pemilu ini. Mereka menamakan kelompoknya sebagai Masyarakat Peduli Penyelenggara Pemilu (MPPP) dan memberikan donasinya untuk membantu penyelenggara pemilu yang mengalami musibah.
"Tentu saja kami menyambut baik kerjasama yang disampaikan oleh masyarakat khususnya MPPP yang telah hadir ke KPU dan menyampaikan niat baiknya untuk bisa bersama kami memberikan bantuan kepada teman-teman penyelenggara pemilu, baik yang meninggal maupun sakit," imbuhnya.