Saking seriusnya, mereka bahkan mengajak dua perwakilan BPN bersama dengan tiga pengamat politik, media, dan perwakilan mahasiswa untuk melihat pusat hitung suara paslon 01. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto.
"Kami undang lima personel, dua dari BPN dan tiga dari pengamat politik, dan disaksikan oleh media dan perwakilan mahasiswa, untuk melihat pusat hitung suara kami," kata Hasto kepada wartawan, Kamis (25/4/2019).
Kemudian, TKN bakal melakukan hal yang sama yaitu menyambangi markas perhitungan suara paslon 02 Prabowo-Sandi. "Biar rakyat tahu, mana yang klaim dengan bukti dan pihak mana yang memprovokasi."
Sekjen PDI Perjuangan ini bilang, kejujuran memang diperlukan saat ini. Apalagi, dalam politik, jujur merupakan salah satu indikator moral yang paling sederhana dan cara paling mudah adalah melakukan transparansi dalam rekapitulasi suara.
"Sikap BPN yang tidak mau transparan dalam rekapitulasi, tidak bersedia diaudit dan klaim sepihak kemenangan tanpa bukti hanyalah bukti kuatnya indikasi kebohongan dalam politik," tegasnya.
Dia juga meminta agar kubu Prabowo-Sandi menghentikan klaim kemenangan sepihak tanpa hasil rekapitulasi suara yang jelas. Hasto juga menilai, klaim kemenangan itu merupakan tindak provokasi tanpa bukti.
Masa kampanye yang panjang dan hasil quick count atau hitung cepat yang bisa dipertanggungjawabkan, kata Hasto, makin memastikan kemenangan calon petahana. Sehingga, saat ini pihaknya tinggal menunggu hasil resmi rekapitulasi suara dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Energi bangsa sudah terkuras selama delapan bulan. Sudah saatnya curahkan segala daya, bangun kemajuan negeri," tutupnya.