Aksi Demo 22 Mei dalam Sorotan Media Asing

| 22 May 2019 21:49
Aksi Demo 22 Mei dalam Sorotan Media Asing
Pengamanan demo di Bawaslu (Anto/era.id)
Jakarta, era.id - Sudah dua hari, aksi massa terkait penolakan hasil Pemilu 2019 berlangsung. Massa yang tadinya terkonsentrasi di kantor Bawaslu dan persimpangan MH Thamrin, kemudian menyebar ke sejumlah titik di Jakarta.

Aksi massa yang tidak terkontrol kemudian merembet ke sejumlah lokasi di Jakarta. Kondisi ini membuat sebagian wajah ibu kota Jakarta berhenti beraktivitas.

Sejumlah media asing pun mengangkat peristiwa ini dalam berbagai judul pemberitaan. Media Inggris, The Guardian misalnya, memberi judul 'Indonesia riots: six dead after protesters clash with troops over election result' untuk peristiwa ini. 

Dalam narasinya, The Guardian menuliskan aksi massa yang membakar sejumlah kendaraan polisi setelah para simpatisan Prabowo Subianto, kalah dalam pemilihan presiden. 

 

Sementara itu , media terkemuka Amerika Serikat, Washington Post mengangkat insiden kerusuhan ini dengan judul 'Protesters clash with Indonesian police after election loss'. 

Dalam artikelnya, mereka menggambarkan kericuhan antara massa pendukung kandidat calon presiden yang kalah bentrok dengan aparat kepolisian di ibu kita.

"Para pendukung paslon presiden yang kalah, membakar kendaraan-kendaraan dan melemparkan batu ke polisi, yang direspons dengan tembakan gas air mata dan peluru karet," demikian Washington Post mengawali artikelnya pada Rabu (22/5/2019).

 

Lain cerita dengan media Australia, 9News.com.au, yang sejak kemarin menyiarkan secara langsung aksi unjuk rasa di depan kantor Bawaslu. "There are reports six protesters have been killed as tension escalates in Indonesia after the election."

 

Sedangkan media Singapura, Straits Times, memberitakan sejumlah aksi kerusuhan di Jakarta yang terjadi bukan didasari penolakan hasil pemilu 2019. Mengutip Kadiv Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal menjelaskan pihak kepolisian telah berhasil menangkap sejumlah provokator di balik kerusuhan di Jakarta.

 

Diberitakan sebelumnya, aksi massa di depan Bawaslu sudah terjadi sejak Selasa (21/5). Pedemo menolak pengumuman KPU terkait hasil Pemilu 2019 yang memenangkan salah satu kandidat. Setelah demo melewati batas waktu yang ditetapkan, mereka dibubarkan polisi. Namun, para pedemo melakukan perlawanan dan kerusuhan pun terjadi.

Untuk mengantisipasi penyebaran hoaks dan kabar bohong pusai kerusuhan 22 Mei, pemerintah memutuskan untuk membatasi aktivitas internet Indonesia ke media sosial. Dengan harapan, masyarakat mendapat informasi yang konkrit dan terpercaya dari sejumlah media mainstream yang terus memberitakan situasi terkini. 

Rekomendasi