2 Tersangka Unjuk Rasa 21 dan 22 Mei Berafiliasi ISIS

| 23 May 2019 15:16
2 Tersangka Unjuk Rasa 21 dan 22 Mei Berafiliasi ISIS
Ilustrasi Kericuhan di depan gedung Bawaslu (Anto/era.id)
Jakarta, era.id - Polisi memastikan ada dua orang tersangka kerusuhan 21 dan 22 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta yang berafiliasi dengan ISIS.

Dua orang ini tergabung dalam Gerakan Reformis Islam (Garis). Terduga teroris Abu Bakar Baasyir menjadi Ketua Dewan Syuro organisasi ini.

"Mereka berniat untuk berjihad pada aksi unjuk rasa tanggal 21-22 Mei, kami mendapatkan bukti yang kuat," kata Kadiv Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (23/5/2019).

Iqbal menambahkan, Garis telah mendeklarasikan mendukung ISIS Indonesia dan sudah mengirimkan kadernya ke Suriah.

Dengan adanya tersangka yang berafiliasi ISIS, Iqbal mengatakan, membuktikan aksi 21 dan 22 Mei ditunggangi.

"Fix, bahwa ada kelompok penunggang kegaitan unras ini," kata dia.

Kini, polisi tengah mengejar beberapa orang yang diduga menjadi aktor intelektual dibalik ricuhnya aksi unras ini.

"Ada satu dan dua tokoh yang kami kejar, yang sudah disebut dua tersangka tadi," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, polisi telah mengamankan sebanyak 300 orang pelaku kerusuhan di berbagai titik di Jakarta.

Saat ini, ratusan orang tersebut masih diperiksa polisi untuk mengetahui peran mereka dalam kerusuhan yang terjadi pada Selasa (21/5) malam hingga Kamis dini hari.

"Masih diperiksa, dipilah-pilah siapa pelaku lapangan, koordinator lapangan dan aktor intelektualnya," kata Brigjen Dedi di Mabes Polri, Jakarta, seperti dikutip Antara, Kamis (23/5/2019).

Mereka ditangkap di sejumlah lokasi di Jakarta, yakni di kawasan Slipi, Petamburan, MH Thamrin dan Tanah Abang.    

Sejumlah barang bukti yang disita dari para tersangka di antaranya kendaraan, uang rupiah, uang dolar, senjata tajam, bom molotov, ponsel, kamera, batu, ketapel dan petasan.

Aksi demonstrasi menolak hasil Pemilu 2019 akhirnya berujung kericuhan selama dua hari. Massa yang marah melemparkan batu, ketapel dan petasan kepada aparat penegak hukum yang berjaga.

Bangunan pos polisi Sarinah dibakar massa. Gedung Bawaslu pun tak luput dari aksi anarkis warga. Lantai 2 gedung sempat terbakar, diduga karena dilempar bom molotov.

Tak hanya itu, sejumlah mobil dan motor yang terparkir di beberapa lokasi kerusuhan, rusak, bahkan ada yang dibakar oleh massa yang mengamuk.

Rekomendasi