"Pak Zulhas dalam kapasitas sebagai ketua MPR dan juga melekat sebagai Ketua PAN memang rutin membangun komunikasi politik dengan ibu Megawati Soekarnoputri," kata Hasto di Kantor GMNI, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (22/7/2019).
Hasto menyebut, silaturahmi antar partai politik memang menjadi agenda partai berlambang banteng tersebut. Namun, saat ini partainya masih berkonsentrasi mengurus persiapan kongres yang bakal dilaksanakan 8 Agustus 2019 mendatang.
Pertemuan ini, kata Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf tersebut bukan berarti mengkamodir PAN untuk masuk ke dalam koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf. Sebab kekuatan koalisi pendukung di parlemen saat ini sudah mencapai 60,7 persen.
Kekuatan ini, kata Hasto, sudah cukup menciptakan pemerintahan yang efektif di DPR. Tapi, selebihnya keputusan mengenai koalisi bakal diambil oleh Jokowi.
"Apakah koalisi akan diperkuat lagi dalam rangka konsolidasi ideologi membangun gotong royong nasional, itu akan dibahas Pak Jokowi dengan ketua umum partai," ungkapnya.
Dalam kesempatan ini, Hasto juga angkat bicara soal pernyataan Ketua Dewan Penghormatan PAN Amien Rais soal pembagian porsi 55-45 sebagai wujud rekonsiliasi Jokowi-Prabowo. Dia menyebut, tidak ada powersharing atau pembagian kekuasaan seperti yang disampaikan Amien Rais tersebut.
Menurut Hasto, basis pendukung Jokowi-Ma'ruf di parlemen sebenarnya sudah ada dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK). Sehingga, tak perlu ada powersharing lagi di parlemen. "Enggak ada powersharing terkait dengan persentase yang disampaikan oleh Pak Amien," tutupnya.