Jaringan Listrik Jawa Mati, MRT dan KRL di Jakarta Lumpuh

| 04 Aug 2019 14:27
Jaringan Listrik Jawa Mati, MRT dan KRL di Jakarta Lumpuh
Ilustrasi (Pixabay)
Jakarta, era.id - Mati lampu terjadi di wilayah Jabodetabek. Sebabnya, sejumlah gangguan melanda beberapa pembangkit listrik seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Turbin di Cilegon.

"PLN memohon maaf atas pemadaman yang terjadi akibat Gas Turbin 1 sampai dengan 6 Suralaya mengalami trip. Sementara Gas Turbin 7 saat ini dalam posisi mati. Selain itu Pemangkit Listrik Tenaga Gas Turbin Cilegon juga mengalami gangguan atau trip," kata Executive Vice President Corporate and CSR PLN I Made Suprateka lewat keterangan tertulisnya, Minggu (4/8/2019).

Suprateka mengaku, saat ini pihaknya tengah melakukan sejumlah upaya penormalan. Bahkan, dia menyebut sejumlah gardu induk telah berhasil dinyalakan. 

Tak hanya gangguan terhadap sejumlah pembangkit listrik, gangguan transmisi sutet 500 kilovolt juga mengkibatkan pemadaman di sejumlah area seperti Bekasi, Cianjur, Cimahi, Cirebon, Garut, Karawang, Purwakarta, Majalaya, Sumedang, Tasikmalaya, Depok, Gunung Putri, Sukabumi, dan Bogor.

Commuter Line dan MRT lumpuh

Akibat pemadaman listrik ini, sejumlah transportasi publik pun mengalami imbasnya. Commuter Line dan MRT Jakarta lumpuh. Menurut Corporate Secretary PT MRT Jakarta Muhammad Kamaluddin, ada empat kereta Ratangga yang terhenti diantara stasiun bawah tanah dan sedang dalam proses evakuasi.

"Tim Operation Control Center (OCC) MRT mendeteksi ada empat kereta Ratangga terhenti diantara stasiun bawah tanah dan saat ini dalam proses evakuasi. Pintu Platform Screen Door (PSD) dibuka secara manual untuk proses evakuasi," kata Kamaluddin saat dihubungi, Minggu (4/8/2019).

Proses evakuasi penumpang di empat kereta tersebut, menurut Kamaluddin tengah berlangsung dengan aman. "Dua kereta sudah selesai proses evakuasi, dua kereta lagi sebentar lagi selesai prosesnya," ungkap dia.

Meski posisi kereta berada di tengah jalur bawah tanah, tapi Kamaluddin mengatakan mereka punya cadangan pembangkit listrik maupun genset cadangan di tiap stasiun untuk menjamin suplai udara tetap terjaga.

"Pembangkit listrik cadangan kami menjamin suplai udara tetap lancar, lampu emergency tetap menyala selama mati lampu," tutupnya.

Rekomendasi