Direktur Proyek Revitalisasi TIM, Luky Ismayanti bilang di lokasi revitalisasi tersebut akan dibangun pusat film dan bioskop yang juga digunakan untuk pemutaran film hasil karya seniman-seniman lokal. Kendati demikian, belum dikonfirmasi jaringan bioskop mana yang kelak akan beroperasi di TIM.
"Jadi, satu gedung nantinya ada cinema, ada yang fungsinya buat nonton bioskop, ada fungsi buat teater terbuka, ngumpul di satu gedung semua," kata Luky kepada wartawan, Kamis (22/8/2019).
Sejak Senin (19/8), selembar kertas pemberitahuan tutupnya XXI dipasang di depan gedung. Alasan gedung yang berada di deretan Galeri Cipta II dan Graha Bhakti Budaya ini tak lagi beroperasi karena habisnya masa kontrak pengoperasian. "XXI di TIM tutup karena masa kontraknya sudah habis," ungkap Luky.
XXI tak memperpanjang masa kontaknya karena mengikuti keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana memutakhirkan kawasan TIM menjadi sentra kegiatan kesenian dan kebudayaan bertaraf internasional. Proyek revitalisasi ini menggelontorkan anggaran hingga Rp1, 8 triliun.
Pembangunan fase 1 meliputi bangunan Masjid Amir Hamzah berlokasi di area Plaza Graha Bhakti Budaya, Gedung Parkir Taman dan Pos Damkar (Juli-Desember 2019).
Otomatis, lokasi XXI ini nantinya akan dibongkar menjadi gedung perpustakaan baru yang memanjang dari sisi depan hingga belakang TIM. Sebagian bekas bangunan juga akan dibongkar untuk perluasan gedung pertunjukan Graha Bhakti Budaya.
"Satu setengah tahun untuk periode yang untuk fase satu. Paralel dengan itu, rencana pembangunan yang tahap dua, itu akan dimulai pada Januari tahun 2020 sampai dengan pertengahan 2021," ungkap Luky.
Kemudian, selain gedung bioskop dan pusat perfilman, revitalisasi fase 2 juga akan membenahi interior dan fasilitas Taman Ismail Marzuki, seperti Planetarium yang fasilitas interiornya turut diremajakan, dan asrama sebagai tempat singgah para budayawan.
"Jadi secara timeline memang dua fase ini, memakan waktu selama dua tahun sejak pertengahan 2019 sampai pertengahan 2021," tambahnya.