"DPP PDIP memiliki dan menetapkan kriteria-kriteria yang menjadi dasar pertimbangan, untuk sampai pada keputusan memutuskan siapa pun calon kepala dan wakil kepala daerahnya. Sehingga PDIP masih memerlukan waktu," kata Ahmad Basarah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (23/9).
Menurut Basarah, partainya juga perlu melakukan survei dan menjaring nama-nama lainnya sebagai bakal calon kepala daerah. Apalagi sebagai anak seorang presiden, hal itu tidak membuat Gibran otomatis mendapatkan tiket emas menjadi calon wali kota.
"Siapapun boleh mendaftar. Tapi nanti dalam tahap berikutnya akan ada penyaringan-penyaringan, sampai pada akhirnya partai menentukan dua pasangan calon," jelasnya.
Basarah menyebutkan, beberapa yang menjadi pertimbangan adalah sosok figur dan tingkat elektabilitas yang bersangkutan. Serta pontensial dan cakap memimpin daerah kemungkinan itu yang akan mendapatkan rekomendasi dari PDIP.
"Kita masih memberikan kesempatan kepada Gibran untuk bersosialisasi di masyarakat Solo. Bahwa ada wilingness keinginan dari yang bersangkutan dengan bersungguh-sungguh untuk itu mendaftar kan diri sebagi wali kota di Solo," ucapnya.
Kendati Gibran telah, resmi menjadi anggota PDIP dan memperoleh kartu tanda keanggotaan dari partai berlambang banteng bulat itu. Namun langkah putra sulung Jokowi itu untuk maju dalam Pilwalkot Solo masih terganjal sejumlah persyaratan prosedural.
Salah satunya, kesepakatan DPC PDIP Kota Solo telah menunjuk dua nama yang akan diusung partainya untuk maju dalam Pilkada Solo 2020, yakni Achmad Purnomo dan juga Teguh Prakosa. Dua nama itulah yang kemudian dibawa untuk disampaikan ke DPP PDIP.
Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo sendiri yang membawa berkas pengusulan dua nama tersebut ke Jakarta. Sebelum berangkat ke Jakarta, Rudy menyampaikan sudah memeriksa tidak ada nama Gibran dalam berkas yang dibawanya.
Rudy juga menjelaskan, DPC sudah tidak membuka pendaftaran. Hal ini menegaskan, bahwa Gibran sudah kehilangan kesempatan untuk maju menjadi calon wali kota.
Berdasarkan catatan era.id, Pengamat Politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin pernah menyebutkan sosok Gibran dan Kaesang punya kans yang sangat besar. Kehadiran keduanya pun dipastikan akan menjadi saingan berat bagi siapa pun lawan mereka yang turut berkontestasi.
Elektabilitas dan power Jokowi juga turut serta membuat kedua putranya populer di tengah masyarakat. Faktor ini, kata dia, otomatis akan menguntungkan Gibran dan Kaesang.
"Sangat besar sekali (pengaruhnya). Bisa 80 persen lebih. Iya lah mereka akan menjadi saingan berat bagi lawan-lawannya," kata Ujang ketika dihubungi era.id, di Jakarta, Senin (29/7)