SOS Perubahan Iklim: Greta Thunberg Marahi Para Pemimpin Dunia

| 24 Sep 2019 16:29
<i>SOS</i> Perubahan Iklim: Greta Thunberg Marahi Para Pemimpin Dunia
Aktivis muda Greta Thunberg. (Twitter @ani_digital)
Jakarta, era.id - Aktivis muda Greta Thunberg kembali mencuri perhatian dunia usai menyampaikan pidatonya dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim di Markas PBB di New York, kemarin.

Di hadapan perwakilan 60 pemimpin dunia, Thunberg bahkan tak segan mengeluarkan unek-uneknya dengan berapi-api. Dia menuding para pemimpin dunia telah mengkhianati generasi muda, karena gagal mengatasi masalah perubahan iklim.

Saat ditanya apa pesan yang ingin disampaikan dalam pertemuan itu, Greta dengan santai mengatakan "We will watching you." Kalimat sederhana penuh makna yang diikuti riuh tepuk tangan para tamu undangan yang hadir.

 

"Saya seharusnya tidak berada di sini. Saya seharusnya berada di sekolah di seberang lautan ini. Anda telah mencuri impian dan masa remaja saya dengan omong kosong Anda!" ucap Greta dengan suara gemetar menahan tangisnya dalam pidatonya di KTT Perbuahan Iklim PBB di New York, Senin (24/9).

"Orang-orang tersiksa dan sekarat, kami berada di masa awal kepunahan. Sementara itu kalian hanya membicarakan tentang uang dan dongeng tentang pertumbuhan ekonomi dunia. Beraninya kalian?" ucapnya yang sejenak berhenti. Raut wajahnya yang masam menunjukkan amarahnya yang tak terbendung akan perubahan iklim yang terjadi.

Thunberg pun mendesak kepada para pemimpin dunia yang hadir dalam pertemuan itu untuk segera mengambil tindakan. Thunberg, yang masih berusia 16 tahun, diundang oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk hadir dalam konferensi bersama sejumlah remaja lainnya guna mewakili para generasi muda.

KTT Iklim dihadiri oleh para pemimpin dunia yang menyuarakan berbagai janji terkait upaya-upaya pencegahan perubahan iklim, termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang sebelumnya dilaporkan tak akan hadir. 

 

Kedatangan orang nomor satu di AS itu tampaknya membuat Greta Thunberg geram. Dalam cuplikan video yang dirilis BBC, aktivis asal Swedia itu terlihat menunjukkan raut wajah yang marah saat Presiden memasuki ruangan.

Sebelumnya pada Senin (23/9), Thunberg dan 15 aktivis muda lainnya telah melayangkan protes kepada PBB. Ia mengeluhkan lima perusahaan ekonomi dunia telah melanggar hak asasi manusia dengan tidak mengambil tindakan terhadap iklim dunia.

Membaca amarah Greta Thunberg

Ribuan orang diperkirakan telah turun ke jalan di sejumlah negara untuk memprotes perubahan iklim dunia. Bukan tanpa alasan, hal itu karena laporan terbaru PBB mengungkapkan lima tahun belakangan ini telah menjadi tahun terpanas sepanjang masa.

Dalam laporan terbaru yang disusun oleh Organisasi Meteorologi Dunia tercatat bahwa suhu global antara tahun 2015 dan 2019 menjadi tahun terpanas dari setiap periode lima. Periode saat ini diperkirakan 1,1 derajat Celcius di atas tahun pra-industri pada 1850-1900, dan 0,2 derajat Celcius lebih panas sejak tahun 2011-2015.

Menurut para penulis dari Science Advisory Group, laporan PBB itu menyoroti tindakan konkret untuk menghentikan pemanasan global dan efek terburuk dari perubahan iklim. Laporan ini dimulai sejak tahun 1850. 

"Saya pikir tumbuhnya suhu ini sangatlah bahaya. Kita memiliki sedikit waktu untuk memecahkan masalah ini. Pada dasarnya kita ingin mengatasi perubahan iklim dengan berhenti membakar bahan bakar fosil," kata Tom Burke, ketua kelompok anti-karbpn E3G kepada Al Jazeera, Senin (23/9).

Laporan ini datang lebih awal dari KTT Iklim PBB, di mana Sekretaris Jenderal Antonio Gutteres berencana akan mendorong negara dunia untuk meningkatkan target pengurangan gas rumah kaca.

Perubahan iklim memiliki dampak sangat berbahaya, salah satunya adalah gelombang panas. Menurut ilmuan iklim NASA Cynthia Rosenweig, jika bumi terus mengalami kenaikan suhu 1-2 derajat Celcius, 420 juta orang akan dilanda gelombang panas dan 10 juta orang akan terdampak kenaikan permukaan air laut.

Rekomendasi