Bagaimana Greta Thunberg Menginspirasi Musisi Dunia

| 30 Sep 2019 19:54
Bagaimana Greta Thunberg Menginspirasi Musisi Dunia
Greta Thunberg (Instagram/gretathunberg)
Jakarta, era.id - Greta Thunberg, aktivis muda Swedia terus menginspirasi dengan rangkaian aksi dan pidatonya di berbagai konferensi penting dunia. Pidato-pidato Thunberg turut menginspirasi para musisi untuk menelurkan karya yang turut membawa pesan tentang sekaratnya kondisi alam raya.

"Kalian telah mencuri mimpiku dan masa kecilku dengan janji-janji palsu kalian ... Kita berada di awal kepunahan massal dan yang dapat Anda bicarakan hanyalah uang dan dongeng tentang pertumbuhan ekonomi abadi. Berani-beraninya Anda!"

Pidato di atas diserukan Thunberg dengan emosi berapi-api. Pidato yang disampaikan gadis 16 tahun di hadapan pemimpin dunia yang menghadiri Climate Action Summit 2019 di New York, Amerika Serikat itu jadi salah satu pidato Thunberg yang paling terkenal --selain pidato-pidato lain yang dilakukan sebelum ini-- dalam beberapa hari belakangan.

John Meredith, drumer band trash-metal Suaka tergerak dan memutuskan mengadaptasi pidato Thunberg menjadi sebuah lagu death metal. Bagi Meredith, pidato Thunberg telah membangkitkan semangat yang diusung band-band metal legendaris macam Gojira, At the Gates, Entombed, hingga Sepultura.

"Ketika saya melihat pidatonya, saya sangat terkesan dengan hasrat dan kemarahannya ... Dan kata-kata yang dia pilih membangkitkan sisi gelap musik metal yang saya sukai," tutur Meredith kepada Rolling Stone, dikutip Senin (30/9/2019).

Thunberg sendiri langsung merespons karya mashup Meredith. Dengan lelucon ringan, ia berkicau di akun Twitternya: Saya telah berpindah dari masalah iklim ini ... Mulai sekarang, saya hanya ingin melakukan 'death metal!!

 

Inspirasi musisi

Tak cuma karya mashup Meredith. Sebelumnya, pidato Thunberg juga telah dikutip oleh banyak musisi. 1975, band pop rock asal Inggris menggunakan salah satu pidato Thunberg sebagai intro untuk album baru mereka. Sementara, Bjork mengutip pidato Thunberg untuk menutup salah satu konsernya.

Sementara, pergerakan yang lebih emosional dilakukan oleh Raffi Cavoukian. Setelah sekian lama, sang pencipta lagu anak legendaris ini kembali untuk Thunberg. Musisi Kanada ini menciptakan sebuah lagu berjudul Young People Marching. Lagu dengan aransemen khas Raffi itu didedikasikan bagi Thunberg dan perjuangannya.

Penulisan lirik dalam lagu ini juga sangat khas. Seperti biasa, Raffi berhasil menerjemahkan sebuah isu dengan bahasa yang mudah dipahami. Meski begitu, harus diakui, Raffi menyelipkan lirik yang sedikit lebih keras ketimbang yang biasa ia lakukan.

Decades of lies

Decades of denial

Decades of obstruction

The science is clear

It’s late in the hour for climate action

Green New Deal, keepin’ it real.

Lirik itu secara tegas memberikan edukasi sekaligus kritik terhadap isu perubahan iklim. Video musik proyek ini pun dibuat dengan sangat telanjang.

Video musik ini menampilkan rekaman-rekaman video kebakaran hutan Amazon, mencairkan gletser, hingga sampah-sampah di lautan. Video musik juga menampilkan aksi yang dilakukan anak-anak dan orang-orang muda dalam menyuarakan isu perubahan iklim.

Rekomendasi