Amerika Mulai Penyelidikan Pemakzulan Presiden Donald Trump

| 25 Sep 2019 15:37
Amerika Mulai Penyelidikan Pemakzulan Presiden Donald Trump
Presiden AS Donald Trump. (Twitter @realDonaldTrump)
Jakarta, era.id - Menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat, posisi petahana Donald Trump semakin tersudutkan usai Dewan Perwakilan resmi membuka penyelidikan formal untuk pemakzulan dirinya.

Nancy Pelosi selaku Ketua Dewan Perwakilan Amerika Serikat mengambil langkah itu setelah menggelar pertemuan tertutup dengan anggota kaukus Demokrat. Trump dianggap telah merusak keamanan nasional dan melanggar konstitusi AS.

"Tindakan Presiden telah mengungkap fakta yang tak terhormat tentang pengkianatan presiden atas sumpah jabatannya, keamanan nasional, serta pengkhianatan integritas pemilu kita," kata Nancy Pelosi dalam konferensi pers, Selasa (24/9), seperti dikutip dari Reuters.

"Karena hal itu, saya mengumumkan bahwa Dewan Perwakilan melangkah maju dengan penyelidikan pemakzulan resmi," ujar Pelosi.

Pemakzulan ini datang usai munculnya laporan Trump yang menekan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam diskusi via telepon pada 25 Juli. Dilansir Reuters, Trump meminta Zelensky untuk membuka penyelidikan korupsi terhadap kandidat dari Partai Demokrat, Joe Biden dan putranya Hunter --yang saat ini bekerja di sebuah perusahaan pengeboran gas di Ukraina. 

Untuk mendapatkan persetujuan Ukraina, Trump disebut mengancam akan menahan bantuan AS untuk Ukraina sebesar 400 juta dolar. Laporan ini ditafsirkan bagaimana Trump mencari bantuan dari Ukraina untuk melawan Biden dengan reputasinya yang buruk.

Enam komite Kongres Amerika Serikat saat ini sedang menginvestigasi Presiden, di mana hal ini merupakan bagian dari prosedur permintaan resmi pemakzulan. Para panel akan bekerja sama dan memutuskan apakah Komite Hukum DPR harus menyusun artikel pemakzulan.

Melihat respons Donald Trump

Trump sebelumnya mengakui bahwa dirinya berbicara tentang Biden dengan Zelenksy. Ia juga mengakui telah menghentikan bantuan ke Ukraina untuk sementara. Namun, Presiden membantah kedua hal itu berkaitan. Pembekuan sementara bantuan untuk Ukraina, menurut Trump, dilakukan guna mendorong negara-negara Eropa untuk meningkatkan dukungan mereka kepada pemerintah Ukraina.

Menanggapi hal itu, Trump merespons pemakzulan oleh DPR AS dalam akun Twitternya, mengatakan bahwa Demokrat terlalu fokus untuk menyakiti Republik dan tidak melakukan pekerjaannya dengan baik.

"Demokrat fokus menyakiti Republik dan Presiden sehingga mereka tak dapat melakukan tugasnya dengan baik, termasuk menyelesaikan undang-undang tentang keamanan bersenjata, infrastruktur dan sebagainya. Ini sangat buruk untuk negara kita," kata Trump, Rabu (25/9/2019).

"Pelosi, Nadler, Schiff, dan tentu saja Maxine Waters! Bisakah kalian percaya ini? mereka bahkan tak pernah melihat transkrip panggilan itu. Ini adalah perburuan penyihir (Witch Hunt). Pelanggaran Presiden!" ujarnya.

Jika penyelidikan ini berlanjut, DPR AS akan melakukan pemungutan suara pada setiap dakwaan untuk memakzulkan Trump. Sebagai informasi, DPR AS dikuasi Partai Demokrat yang memungkinkan dakwaan itu akan lolos, demikian dikutip dari BBC.

Namun, jika berlanjut ke Senat dakwaan kemungkinan akan gugur. Mengingat Partai Republikk menguasi Senat. Kendati demikian, jajak pendapat YouGOv menyebutkan 55 persen rakyat AS akan mendukung pemakzulan jika Trump terbukti menunda bantuan militer ke Ukraina usai memaksa Zelensky menyelidiki Joe Biden.

Rekomendasi