Maspupah menyaksikan ada bekas lebam di wajah anaknya dan dari lubang telinganya mengalir darah. Ia melihat kondisi jenazah juru parkir Pasar Tanah Abang Blok F itu saat berada di rumah duka.
Sementara, pernyataan berbeda disampaikan oleh pihak kepolisian. Penyebab kematian Yadi disebut lantaran penyakit asma yang dideritanya. Sebab Polri mengklaim memiliki surat pernyataan sakit dari pihak keluarga terkait hal itu.
Sementara itu, Kabid Yandokpol RS Polri, Kramat Jati, Kombes Pol. Agung Widjajanto menyebut luka lebam di wajah pria berusia 23 tahun itu karena proses pembusukan pada setiap jenazah ketika wafat.
"Ada beberapa proses perubahan jenazah setelah beberapa jam yang menyebabkan jenazah seolah-olah memar atau bengkak, atau bahkan sampai seperti keluar darah dari lubang-lubang di daerah wajah. Ini bisa terjadi pada proses pembusukan," kata Agung saat dihubungi era.id, Jumat (4/10/2019).
Pernyataan Agung membantah adanya dugaan tindak kekerasan yang menyebabkan Yadi meregang nyawa. Sebab dari hasil pemeriksan yang telah dilakukan juga tak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
"Mungkin almarhum termasuk seperti ini. Tapi saat ada dugaan seperti itu (kekerasan dari pihak keluarga), kan kami tidak melihat," tegas Agung.
Maspupah tidak menyangka anaknya sudah tiada, meski demikian ia mengaku sudah ikhlas dengan kepergian Yadi.
"Saya ikhlas, anak saya sudah tidak ada. Tapi saya tidak terima kalau misalnya dia meninggal karena dipukuli polisi saya enggak terima dunia akhirat. Tapi kalau anak saya meninggal karena dari Allah, saya ikhlas," kata Maspupah.