Lika-liku Gerindra Gabung Koalisi Jokowi

| 16 Oct 2019 09:40
Lika-liku Gerindra Gabung Koalisi Jokowi
Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto (era.id)

Jakarta, era.id - Angin segar sedang berhembus ke arah Partai Gerindra. Sejumlah partai politik koalisi pendukung pemerintahan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin memberi sinyal positif kepada Partai Gerindra yang disebut-sebut akan bergabung.

Melunaknya sikap partai politik pendukung pemerintahan ini tampak ketika Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bersafari politik menemui para Ketua Umum parpol, usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jumat (11/10).

Hasilnya, sejumlah parpol pendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin yang semula berkeras hati menolak kehadiran Partai Gerindra ke dalam koalisi, kini berbalik arah. Mereka tak lagi merasa keberatan jika partai berlambang garuda itu ingin bergabung.

Seperti telah 'mengantongi' restu dari Jokowi, Probowo langsung betemu dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di kediamannya, Minggu (13/10).

Surya mengatakan, pertemuannya dengan Prabowo hanya sebatas membahas agenda politik lima tahun ke depan dan membangun kerja sama untuk membangun Indonesia usai Pemilu 2019. Dia juga mengaku tak merasa keberatan jika Partai Gerindra bergabung dalam koalisi, selama tujuannya sama dengan parpol koalisi lainnya: Memajukan kepentingan nasional.

Setelah bertemu Surya Paloh, safari berlanjut dengan agenda pertemuan antara Prabowo dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Senin (14/10). Sama seperti Paloh, Muhaimin pun merasa tak keberatan jika Partai Gerindra ingin bergabung dengan koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin, kendati tak sama-sama berjuang saat Pilpres 2019.

"Iyalah (Diizinkan bergabung), enggak apa-apa. Namanya kerja sama kan untuk kepentingan rakyat di mana saja, siap di mana saja," kata Muhaimin.

Kedatangan Partai Gerindra di menit-menit akhir diibaratkan oleh Muhaimin seperti ibadah salat. Ia mengandaikan Partai Gerindra seperti makmum masbuk, yakni jemaah yang datang telat saat salat berjemaah sudah berlangsung.

Meski demikian Muhaimin mengaku akan mendukung segala upaya kerja sama jika bertujuan untuk pembaruan dan perbaikan bangsa ke depannya. "Istilah kalau salat itu ada imam ada makmum, nah makmum yang datangnya belakang namanya makmum masbuk," ujar Muhaimin.

Terakhir, tujuan safari poltik Partai Gerindra selanjutnya adalah Partai Golkar di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Selasa (15/10). Kedatangan Prabowo ke 'almamaternya' disambut hangat oleh Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.

Namun sikap Partai Golkar sedikit berbeda dengan rekan-rekan sekoalisinya. Partai berlambang pohon beringin itu masih abu-abu menentukan sikap setuju atau tidak jika Gerindra bergabung. Airlangga mengatakan hal tersebut merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi.

"Itu prerogatif Pak Presiden. Kalau Golkar, kita bicara parlemen karena kami sesama partai di parlemen," kata Airlangga.

Airlangga mengakui di tingkat parlemen, Golkar dan Gerindra memiliki banyak kesamaan. Menteri Perindustrian ini menyebut salah satu kesamaan Golkar dan Gerindra ada pada lambang partai yang sama-sama memiliki gambar segi lima. "Tentu dalam konteks yang kita bicarakan adalah konteks parlemen," katanya.

Terpisah, Katua DPP PDIP Ahmad Basarah meyakini jika Jokowi sudah memiliki pertimbangan dalam menyusun kabinetnya, termasuk mempertimbangkan kekuatan Gerindra yang dinilai bisa memperkuat posisi pemerintah.

"Saya kira dalam konteks semacam ini, Pak Jokowi sudah mempertimbangkan kekuatan Gerindra akan memperkuat pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin," kata Basarah.

Adapun pertemuan Prabowo dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terjadi, jauh sebelum mantan Danjen Koppasus ini bertemu dengan Jokowi di Istana Kepresidenan. Lewat politik nasi goreng ala Megawati di kediamannya, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/7), pertemuan itu dihiasai senyum dan tawa.

Meski hampir tak ada halangan untuk bisa merapat ke koalisi Jokowi, namun Gerindra masih menimbang apakah akan bergabung atau tidak. Prabowo sendiri rencananya akan menyatakan sikap partainya saat Konferensi Nasional (Konfernas) partainya 16 hingga 17 Oktober 2019.

"Pak Prabowo akan menyampaikan sikap politik secara resmi setelah mendengar masukan dari para pemimpin Gerindra dari seluruh Indonesia melalui konfernas Partai Gerindra," ujar Juru Bicara Gerindra, Dahnil Anzar Simanjuntak, Rabu (9/10).

Rekomendasi