Setelah ditelusuri ternyata suara itu berasal dari pesawat tanpa awak atau unmanned aerial vehicle (UAV), yang dikerahkan TNI guna memantau situasi keamanan di Jakarta dari langit. Tak hanya drone, helikopter-helikopter juga hilir mudik menyisir ibu kota pada hari itu.
Burung-burung besi itu mengawal pelaksanaan pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin dari ancaman keamanan dari langit. "Sehingga kalau ada sniper di atas gedung yang bukan kami tempatkan, bukan anggota kami di sana, kami curigai walaupun itu bukan sniper, tapi kalau ada metal lalu ada orangnya, itu kami curigai," kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di lapangan Graha Jala Puspita, Jakarta Pusat, Minggu (20/10).
Helikopter yang hilir mudik mengamankan pelantikan presiden (Anto/era.id)
Memang pada acara pelantikan Periode kedua Presiden Jokowi kali ini pengamanan dibuat lebih ketat. Ada yang menganggap pengamanan tersebut berlebihan, namun ada juga yang menganggapnya hal yang wajar.
Setidaknya jumlah aparat gabungan TNI-Polri yang dikerahkan dalam acara pengambilan sumpah jabatan Jokowi-Ma'ruf Amin mencapai 30.000 personel. Itu artinya 5.000 personel lebih banyak, ketimbang saat Jokowi-JK dilantik yang hanya mengerahkan 25.000 aparat di tahun 2014.
Sejak keberangkatan iring-iringan Presiden dan Wapres menuju Gedung DPR/MPR, terlihat di sepanjang jalan pengamanan begitu ketat. Terlihat di sepanjang Jalan Sudirman, banyak anggota polisi berjejer di pinggir jalan.
Melihat fenomena tersebut, Direktur Amnesty Internasional Usman Hamid menilai hal yang wajar. Pasalnya kebijakan yang diambil Jokowi belakangan tidak pro rakyat. Salah satunya adalah sikap represif Kepolisian Indonesia terhadap para pendemo #ReformasiDikorupsi.
"Polisi, bagaimanapun bekerja untuk pemerintah, sehingga sikap represif ini menunjukkan kalau pemerintah tidak punya komitmen tegas membela kebebasan berpendapat," tuturnya, Sabtu (18/10).
Dulu Dikawal Rakyat
Pagar betis aparat kepolisian (Rizky/era.id)
Atmosfer acara pelantikan tahun ini sungguh berbeda dengan periode pertama Presiden Joko Widodo. Waktu itu, Pasca Pelantikan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), mereka langsung bertolak menuju Bandaran Hotel Indonesia.
Di sana mereka disapa ribuan warga, lalu diarak dengan menggunakan kereta kencana, menuju Istana. Warga rela menunggu dari pagi utamanya hanya untuk menyalami sosok Jokowi yang fenomenal waktu itu, dan dianggap dekat dengan rakyat.
Pada arak-arakan itu terlihat personel Polri dan TNI kewalahan mengawal Presiden dan Wapres karena antusiasme warga yang ingin bersalaman dengan Presiden yang dikenal merakyat tersebut. Di sana Jokowi mengenakan kemeja putih polos dengan celana hitam. Begitu juga dengan JK yang mengenakan busana yang sama.
Sejalan dengan itu, Direktur Amnesty Internasional Usman Hamid mengatakan pengamanan pelantikan presiden saat ini bertolak belakang ketimbang saat Jokowi dilantik menjadi presiden pada 2014. Dulu, kata Usman, Jokowi diarak dengan kereta kencana oleh ribuan orang.
"Hari ini dikawal pengamanan berlebihan, yang menurut saya hanya cocok untuk pemimpin yang bukan negarawan, tapi buat mereka yang dilantik untuk memegang kekuasaan dengan nyali dan mental yang kecil," pungkasnya.
Masih Menyapa Warga
<blockquote class="twitter-tweet" data-lang="en"><p lang="in" dir="ltr">Usai Pelantikannya sbgi Presiden periode 2019-2024 Negeri ini, <a href="https://twitter.com/jokowi?ref_src=twsrc%5Etfw">@jokowi</a> nyanyi bareng GODBLESS di Acara "Konser Musik Untuk Republik"<br><br>Chorus:<br>Lebih baik di sini, rumah kita sendiri<br>Segala nikmat dan Anugerah Yang Kuasa<br>Semuanya ada di sini<br>Rumah kita<a href="https://twitter.com/hashtag/PestaRakyatNKRI?src=hash&ref_src=twsrc%5Etfw">#PestaRakyatNKRI</a> <a href="https://t.co/Mv1hFd7O9r">pic.twitter.com/Mv1hFd7O9r</a></p>— Village (@MeAndOurs) <a href="https://twitter.com/MeAndOurs/status/1186022346244554752?ref_src=twsrc%5Etfw">October 20, 2019</a></blockquote>
<script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>
Kendati nuansa pelantikan Jokowi berbeda dengan tahun pertamanya sebagai presiden. Jokowi secara mengejutkan hadir ke Konser Musik Untuk Republik di Buperta Cibubur, dan menyapa warga dan simpatisannya, sekitar pukul 22.20 WIB.
Jokowi mengenakan setelan jas berwarna biru dongker kemeja putih. Jokowi tiba ketika grup band God Bless sedang tampil. Dengan segera, Jokowi dan rombongan naik ke panggung dan duduk di sudut kanan panggung. Setelah beberapa saat usai God Bless menyanyikan lagu "Rumah Kita", Jokowi bersama para musisi maju ke depan panggung menyapa ribuan penonton yang hadir.
Terlihat di antaranya Sandy PAS Band, Ahmad Albar, Lilo Kla Project dan Adian Napitupulu mendampingi Jokowi ke depan panggung. Dari sudut panggung, Jokowi terlihat menikmati lagu "Semut Hitam" yang dibawakan Ahmad Albar dan kawan-kawan.