Bu susi got changed by edhy prabowo like what???? pic.twitter.com/D8jhQTP7zT
— ???? (@annisarzz) October 23, 2019
Keputusan Jokowi yang lebih memilih kalangan politikus daripada profesional sebagai Menteri KKP mengundang kritik dari publik. Bukan hanya warganet, para nelayan juga turut mengeluhkan keputusan mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menilai, keputusan Jokowi itu mengisyaratkan adanya tiga kemunduran dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Tiga hal itu berkaitan dengan kredibilitas, fokus pada kelautan, dan komitmen poros maritim.Respect for Bu Susi ???? #WeWantSUSI pic.twitter.com/JB9NAczfbd
— Yosua Natanael [???] (@Yosua_Hat) October 23, 2019
Soal kredibilitas, Ketua KNTI Marthin Hadiwinata menjelaskan, Kementerian KKP seharusnya dipimpin oleh orang profesional, bukan politikus. Sebab, Kementerian ini sangat berkaitan dengan produksi pangan perikanan nasional dari akar rumput sampai kebijakan nasional. Itu alasannya, Menteri KKP harus dari profesional yang paham mengenai isu tersebut.
Mengenai fokus pada kelautan, KNTI memandang Presiden Jokowi sudah mulai kehilangan fokus. Sebab, kalau masih fokus pada isu kelautan, Jokowi seharusnya tidak menjadikan jabatan Menteri KKP sebagai alat transaksi.
"Menjadikan posisi KKP sebagai transaksi ke 'mantan lawan', menunjukkan Jokowi tidak mendudukkan perhatian utama terhadap kelautan dan perikanan. Karena jika masih menjadi fokus, seharusnya tidak ditransaksikan," kata Marthin melalui keterangan, Rabu (23/10/2019).
Mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti. (Anto/era.id)
Baca Juga : Warganet Kecewa Susi Pudjiastuti Tak Jadi Menteri Lagi
Tentang komitmen terkait poros maritim, Marthin melihat adanya indikasi menjadikan kemaritiman sebagai sumber daya yang akan dieksploitasi. Hal itu muncul dari perubahan nomenklatur dari Kementerian Kooridnator Bidang Kemaritiman' (KKP berada di bawahnya) menjadi 'Kementerian Maritim dan Investasi'.
"Ditambah lagi kompetensi person yang ditunjuk (Luhut Binsar Panjaitan), tidak ada kaitannya dengan maritim dan tidak ada evaluasi atas kinerja sebelumnya. Ini adalah kemunduran besar Jokowi," katanya.
Profil singkat Edhy Prabowo
Pengganti Susi Pudjisastuti, politikus Partai Gerindra Edhy Prabowo, tidak dikenal di bidang kelautan dan perikanan. Nama Edhy lebih sering muncul di bidang olahraga.
Dilansir dari okezone.com, laki-laki 46 tahun kelahiran Muara Enim, Sumatera Selatan, ini merupakan bekas atlet silat nasional. Edhy pernah berjaya di Pekan Olahraga Nasional (PON) dan mengikuti kejuaraan tingkat mancanegara.
Edhy juga sempat menjadi anggota Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) pada 1991 di Magelang, Jawa Tengah. Perkenalannya dengan tokoh Partai Gerindra Prabowo Subianto dimulai ketika ia mendapat sanksi dikeluarkan dari AKABRI, setelah dua tahun berkarier di sana.
Setelah cita-cita menjadi jenderal sirna, Edhy tak pulang kampung. Dia pergi ke Jakarta dan tinggal bersama orang tua temannya, bernama Pak Yul, di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat. Ternyata, Pak Yul adalah teman dekat Prabowo. Dari sinilah Edhy kenal dengan mantan Danjen Kopassus itu
Prabowo kemudian mendidik dan merawat Edhy. Prabowo juga menyekolahkan Edhy di Fakultas Ekonomi Universitas Moestopo.
-
Nasional02 Dec 2020 09:52
Fakta Susi Pudjiastuti Menari Saat Tahu Edhy Prabowo Ditangkap KPK
-
Afair23 Oct 2019 19:50
Tak Lagi Tenggelamkan Kapal, Susi Cuma Mau Liburan