Akhir Perjalanan The Ghost Abu Bakr al Baghdadi

| 28 Oct 2019 13:33
Akhir Perjalanan <i>The Ghost</i> Abu Bakr al Baghdadi
Abu Bakr al-Baghdadi (YouTube)
Jakarta, era.id - Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi yang juga menjadi buronan nomor satu dunia itu akhirnya mengakhiri perjalanan hidupnya dengan bunuh diri. Ia terjebak di dalam terowongan yang buntu dan meledakkan rompi bom yang dipakainya pada Sabtu (26/10).

Sepekan sebelumnya, pemerintah Amerika Serikat (AS) telah merencanakan serangan terhadap pemimpin Negara Islam Abu Bakr al-Baghdadi. Dan pada 26 Oktober, pasukan komando operasi khusus AS mengeksekusi serangan. Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, delapan helikopter pasukan AS menurunkan pasukan di Barisha, wilayah kelompok yang terkait ISIS berada.

"Serangan itu disahkan setelah Komando Operasi Khusus Gabungan menerima laporan intelijen yang dapat ditindaklanjuti, karena lokasi target telah di bawah pengawasan selama beberapa waktu," tulis Newsweek.

Pada Sabtu dini hari, suasana di Suriah barat laut terasa sangat mencekam. Abu Ahmad mendengar sekelompok orang yang berbicara dengan bahasa asing di sebelah rumahnya, tepat di tengah-tengah pohon zaitun. Orang itu adalah pasukan khusus AS yang akan menyerang rumah tetangganya yang dikenal sebagai Abu Mohammad alias pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi.

Hanya berjarak beberapa meter dari rumahnya, operasi yang semula senyap berubah menjadi riuh membangunkan para warga. Suara letusan tembakan terdengar ketika pesawat-pesawat tempur menargetkan rumah Baghdadi. Ahmad mengaku seseorang dengan bahasa Arab berteriak meminta tetangganya itu untuk menyerahkan diri sebelum pasukan memaksa masuk.

Tak ada tanda-tanda bahwa Baghdadi akan menyerahkan diri. Sementara itu di dalam rumahnya, ia berusaha melarikan diri dengan rompi bom di badannya. Menurut Trump, Baghdadi berlari membawa tiga anaknya hingga mencapai ujung terowongan, dan saat itu anjing-anjing dari pasukan AS telah mengejar mereka. Baghdadi yang merupakan sosok pemimpin kelompok ISIS sejak 2010, melakukan bunuh diri dengan meledakkan rompi setelah melarikan diri ke terowongan buntu ketika pasukan AS mendekat.

Aksi bunuh diri Baghdadi itu pun menewaskan dirinya dan ketiga anaknya serta beberapa korban lainnya. Trump menyatakan operasi ini menewaskan sembilan orang termasuk Baghdadi. Seorang pria berusia 23 tahun yang menyaksikan serangan itu mengatakan ada enam mayat yang tak dikenal di dalam rumah dan dua berada di kendaraan. Sementara itu, 11 anak dikeluarkan dari rumah tersebut.

"Mayat lelaki yang dikenal sebagai Abu Mohammad atau Baghdadi itu tidak ditinggalkan di antara mayat-mayat lainnya. Beberapa warga mengatakan dia dibawa bersama dengan orang lain," kata Abdel Hameed, dikutip Channel News Asia.

Untuk memastikan itu sosok pemimpin ISIS, Trump menyatakan pasukan AS telah melakukan identifikasi dengan tes DNA 15 menit kemudian dan hasilnya positif. Trump menjelaskan operasi itu berjalan selama dua jam. Trump pun menyatakan, menangkap atau membunuh al-Baghdadi telah menjadi prioritas keamanan nasional pemerintahannya. Dia menyaksikan proses penyerangan itu langsung di Gedung Putih.

Setelah rangkaian serangan itu selesai, rumah yang menjadi target penyerbuan terlihat benar-banar rata. Kerangka sepada motor dan mobil yang terbakar tergeletak di depan puing-puing. Sebuah pakaian berwarna merah muda tampak sangat kotor karena debu, tersangkut di tengah reruntuhan rumah Baghdadi.

 

Most wanted man

Abu Bakr al-Baghdadi lahir dengan nama Ibrahim Awad al Samarrai pada tahun 1971 di Tobchi, wilayah kumuh di dekat Samarra utara Baghdad, demikian dikutip BBC. Abu Bakr al-Baghdadi menjadi pemimpin kelompok ISIS yang paling dicari selama hampir sepuluh tahun terakhir. Ia dituding menjadi dalang dalam melakukan kekejaman dan serangkaian serangan di beberapa negara. 

Dia bergabung dengan kelompok pemberontak pada 2003 lalu, saat AS menginvasi Irak. Saat itu juga ia tertangkap oleh pasukan AS dan dibebaskan setahun setelahnya karena dianggap sebagai penghasut warga sipil alih-alih ancaman militer. Baghdadi menjadi pria paling dicari di dunia setelah mengumumkan kekhalifahannya di mimbar masjid al-Nuri di Mosul, Irak pada 2014. Kepalanya dihargai 25 juta dolar AS atau Rp350 miliar bagi siapapun yang dapat mendapatkannya. 

Baca Juga: Klaim AS tentang Matinya Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi

Sebelum diumumkan tewas oleh Trump, Baghdadi sempat beberapa kali diisukan telah terbunuh. Dilansir AFP, pada November 2014, Baghdadi diisukan terluka dan tewas dalam serangan udara di Mosul, Irak. Namun, Pentagon saat itu tak bisa mengonfirmasikan kebenarannya. Hanya beberapa hari setelahnya, ISIS berusaha membantah isu itu dengan merilis rekaman suara yang diyakini milik Baghdadi.

Kemudian pada Oktober 2015, pasukan Iran mengklaim telah menewaskan Baghdadi yang berada dalam konvoi di dekat perbatasan Suriah. Namun ISIS kembali merilis rekaman Baghdadi pada Desember 2015. Kematian Baghdadi itu juga dibantah dengan pengumuman oleh jenderal senior AS pada Agustus 2017, yang mengatakan pemimpin ISIS itu masih bersembunyi di Lembah Sungai Eufrat.

Lima tahun kemudian, video Baghdadi yang dijuluki "The Ghost" dirilis pada April silam. Ini adalah pertama kalinya ia muncul dalam beberapa tahun terakhir. Dalam video itu terlihat pemimpin tinggi ISIS yang duduk di sebuah ruangan ketika mereka memuji pengeboman Hari Paskah di Sri Lanka yang menewaskan lebih dari 250 orang.

Respons dunia

 

Sejumlah pemimpin negara turut membenarkan kematian Baghdadi kali ini meski beberapa di antara mereka mengingatkan bahwa perlawanan terhadap teroris ISIS belum usai. "Amerika Serikat memberitakan kepada dunia, pemimpin teroris nomor satu di dunia Abu Bakar al-Baghdadi telah tewas," kata Trump saat mengumumkan kematian al-Baghdadi di Gedung Putih, Washington DC, Minggu (27/10), dikutip dari Reuters.

Trump mengklaim, dalam serangan tersebut, tidak ada satu pun pasukannya yang tewas. Hanya ada beberapa pasukan dan anjing militer yang mengalami luka ringan. Ia juga menuturkan serangan itu juga dibantu oleh, Rusia, Suriah, Turki, dan Irak. Dalam pidatonya, Trump juga berterima kasih kepada pasukan Kurdi atas dukungan yang bisa diberikan kepadanya. 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengucapkan selamat kepada AS atas keberhasilan operasi itu. Kematian Baghdadi menurutnya mencerminkan tekad untuk memerangi terorisme. "Amerika Serikat dan semua negara bebas, masih harus memerangi organisasi teror dan negara teroris. Prestasi ini adalah tonggak yang penting tapi kita tetap harus memerangi teroris," ujarnya.

Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa ini adalah titik balik perjuangan bersama dunia melawan terorisme. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebut serangan AS ini menjadi momen penting dalam serangan melawan terorisme. Kendati demikian, ia memperingatkan bahwa pertarungan belum berakhir.

Sebaliknya, pihak Irak dan Rusia tak memberikan selamat atas keberhasilan pasukan AS. Rusia masih meragukan kebenaran tentang kematian Baghdadi. Menteri Pertahanan Rusia Mayjen Igor Konashenkov mengatakan tak memiliki informasin yang bisa benar-benar dipercaya terkait kematian pemimpin ISIS itu.

Di sisi lain, Iran bereaksi berbeda dengan kabar itu. Menteri Informasi Iran merespons pernyataan Presiden AS Donald Trump dengan tuduhan lama bahwa negeri Paman Sam itulah yang menciptakan IS. "Bukan hal besar, Anda baru saja membunuh ciptaan Anda," kata dia pada akun Twitternya. 

Rekomendasi