Menebak Langkah ISIS di Indonesia Usai al Baghdadi Tewas

| 29 Oct 2019 09:36
Menebak Langkah ISIS di Indonesia Usai al Baghdadi Tewas
Ilustrasi (Unsplash)
Jakarta, era.id - Pemimpin ISIS Abu Bakar al Baghdadi tewas dalam serangan militer Amerika Serikat. Tiga anak Baghdadi pun ikut tewas usai peristiwa itu.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan, misi khusus AS itu melibatkan delapan helikopter yang dikirim dari pangkalan militer rahasia. Dalam melancarkan serangan tersebut, AS dibantu oleh Rusia, Suriah, Turki, dan Irak.

Pengamat Teroris Al-Chaidar menilai, Baghdadi merupakan komando utama dari jaringan ini. Sehingga, setelah kematiannya, para anggotanya akan diliputi kebingungan dengan langkah mereka ke depan.

"Menurut saya justru itu tidak akan jadi pemicu. Alasannya karena para penganut paham atau yang terafiliasi dengan ISIS itu akan bingung harus bagaimana," ucap ucap Al-Chaidar kepada era.id, Selasa (29/10/2019).

"Karena al Baghdadi merupakan sosok Khalifah bagi ISIS dan mereka (anggota ISIS) itu kan mengabdikan diri mereka kepada dia," sambungnya.

Apalagi, petinggi ISIS disebut juga ikutan tewas dalam serangan tersebut, sementara penggantinya belum ada. Ini yang membuat jaringan tersebut akan kebingunan menentukan sikap selanjutnya.

"Kita tidak tahu kan pemimpin yang mana yang jadi korban, bisa pemimpin ring 1, 2, atau 3," kata Al-Chaidar.

Ini juga akan terjadi di Indonesia. Namun, menurut Chaidar, Andi Baso diprediksi kuat menjadi sosok Khalifah bagi para pelaku terorisme di Indonesia. Alasannya, dia disebut memiliki kekuasaan di wilayah besar.

"Karena mereka yang menguasai wilayah-wilayah besar di Indonesia," ungkap Al-Chaidar.

Sementara itu, Polri sudah menyiapkan langkah untuk mewaspadai kemunculan sel terorisme di Indonesia. "Saya kira kematian Al Baghdadi sudah diumumkan dunia internasional dan itu menjadi kewaspadaan di kita," ungkap Kabag Penum Div Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra.

Kewaspadaan itu, kata Asep didasari oleh pantauan pergerakan para penganut ekstrem yang dilakukan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror. Selain pemantauan, polisi juga menyebut akan melaksanakan penegakan hukum terhadap pelaku-pelaku terorisme.

"Densus 88 tetap konsisten melakukan upaya penegakan hukum. Semua jaringan yang berada di Indonesia dalam pemantuan Densus," kata Asep.

Rekomendasi