Senjakala Bisnis Ritel, Benarkah Akibat Toko Online?

| 08 Nov 2017 16:01
Senjakala Bisnis Ritel, Benarkah Akibat Toko Online?
Gerai Debenhams di Senayan City, Jakarta Selatan (ANGELINA/era.id)
Jakarta, era.id - Redupnya industri ritel belakangan ini menjadi perhatian berbagai pihak. Sebagian masyarakat berpendapat, perubahan (shifting) perilaku konsumen menyebabkan merosotnya omzet gerai ritel. Benarkah demikian?

Perubahan perilaku konsumen seperti dikatakan Head of Corporate Communication MAP, Fetty Kwartati, disebabkan menjamurnya ritel-ritel online. Sehingga, konsumen beralih belanja online atau mengarah pada toko penjualan khusus (special store).

Berdasarkan survei kecil dari Badan Pusat Statistik (BPS), penjualan ekonomi digital hanya berkontribusi sebanyak 1,2 persen dari total produk domestik bruto (PDB), dan 0,8 persen saja dari total penjualan ritel nasional.

Dilihat dari data tersebut, ritel online tidak terlalu berdampak signifikan terhadap gerai offline. Oleh sebab itu, perlu adanya analisis lebih dalam terkait meredupnya ritel offline ini.

Dilansir dari Telegraph, seorang konsultan ritel asal Inggris, Mary Portas melihat kemerosotan industri ritel dari sudut pandang feminis. Menurut Portas, "cultural shifting" dalam industri ritel tidak semata-mata disebabkan ritel online, tetapi, industri ritel memerlukan lebih banyak perempuan dalam posisi manajerialnya.

Portas melihat, tidak banyak perempuan yang menempati posisi atas dalam pekerjaannya. Hambatan perempuan dalam menempati posisi penting di pekerjaan ini haruslah dihindari. Hambatan tersebut terutama karena perempuan harus mengurus rumah tangga.

“Selama ini bisnis dibuat oleh laki-laki untuk laki-laki. Jangan takut untuk berubah, laki-laki juga harus bisa mengurus rumah tangga,” tegas Portas seperti ditulis Telegraph.

Portas masih optimistis ritel offline tidak akan kalah dengan ritel online. Permasalahannya, lanjut Portas, industri ritel ini sebagian besar memiliki konsumen perempuan. Konsumen akan lebih menghargai jika ia bisa mendapatkan lebih banyak informasi tentang produk yang akan ia beli.

Pasalnya, yang paling mengerti mengenai produk-produk perempuan adalah perempuan itu sendiri. Itu sebabnya dalam bisnis ritel peran perempuan sangat diperlukan.

“Inilah masa depan. Bisnis yang kurang investasi dalam menggaji perempuan akan berangsur-angsur menghilang dari dunia perindustrian,” tutupnya.

Tags :
Rekomendasi