942 hari sudah peristiwa itu berlalu. Polisi yang diamanahkan memecahkan misteri penyiraman air keras terhadap Novel pun belum mampu mengungkap. Pengusutan kasus itu masih gelap gulita dan tampak seperti bola panas. Seolah-olah, tak ada sepasang tangan pun yang ingin memegangnya.
Pada 19 Juli 2019 di Istana Negara, Presiden Jokowi sempat meminta Mendagri Tito Karnavian yang saat itu menjabat Kapolri untuk menyelesaikan kasus pelik ini dalam waktu tiga bulan. Selama 90 hari, Polri mesti memberi penjelasan kepada publik secara terang tentang motif apa dan siapa yang menyerang secara brutal Novel Baswedan.
Baca Juga : Kasus Novel: Jokowi Tugaskan Tito, Tito Perintahkan Idham, Idham Serahkan ke Orang Lain
Kapolri Idham Azis yang kala itu menjabat Kabareskrim dipilih sebagai Ketua Tim Teknis penyelesaian kasus penyerangan brutal terhadap Novel. Namun, hasilnya nihil. Hingga tenggat waktu yang ditentukan Polri tak juga mampu mengungkap peristiwa kelam di waktu subuh itu.
Kasus Novel yang hingga kini masih terkatung-katung di kaki langit itu, malah berujung pada pelaporan oleh seorang Politikus PDIP, Dewi Tanjung. Dia melaporkan Novel ke Polda Metro Jaya, kemarin, karena dianggap telah merekayasa kasusnya sendiri.
"Ada beberapa hal yang janggal dari semua hal yang dialami, dari rekaman CCTV, bentuk luka, perban, dan kepala yang diperban tapi tiba-tiba malah mata yang buta," kata Dewi usai melakukan pelaporan.
Selain itu, menurut Dewi, kejanggalan kasus Novel juga terlihat dari reaksinya yang dianggap biasa saya, tak seperti korban yang terkena siraman air keras pada galibnya. "Orang kalau tersiram air panas itu reaksinya tidak berdiri tapi akan duduk jatuh terguling, itu yang saya pelajari," ujarnya.
Terkait pelaporan ini, KPK sebagai lembaga tempat Novel bekerja menyayangkan hal tersebut. Juru Bicara KPK Febri Diansyah bilang, pihaknya belum mendapatkan informasi resmi terkait hal tersebut. Hanya saja, dia menegaskan Novel adalah korban dalam kasus penyiraman air keras.
"Kami sangat menyayangkan dan rasanya ada orang-orang yang bertindak di luar rasa kemanusiaan kita. Ketika Novel yang sudah jadi korban, jelas-jelas menjadi korban dari pemeriksaan dokter pertama kali di (rumah sakit) Mitra Keluarga pada saat itu," tegas Febri.
Baca Juga : Menagih 'PR' Jokowi untuk Kapolri soal Kasus Novel Baswedan
"Kemudian dibawa ke JEC (Jakarta Eye Center), dan kemudian dibawa ke Singapura. Itu sangat jelas dia adalah korban dari penyiraman air keras," imbuhnya.
Selain itu, Febri juga mengatakan sudah banyak konferensi pers yang dilakukan oleh tim gabungan bentukan Polri. "Itu jelas disebut di sana penyiraman dan karakter air keras yang terkena ke Novel tersebut. Nah, sekarang bagaimana mungkin Novel yang dituduh melakukan rekayasa tersebut," ujarnya.
Sebelum Dewi melaporkan dugaan rekayasa itu, Novel juga diserang lewat sebuah video yang menunjukkan kondisinya tampak baik-baik saja. Dalam video yang viral di media sosial ini, Novel tampak berada di rumah sakit dan tengah duduk di kursi roda yang didorong seseorang dari belakang.
-
Demi Dalami Peran, Stefan William Dialog Pakai Bahasa Inggris hingga Nyaris Cat Rambut Jadi Ungu
05 Dec 2025 08:351 -
Heboh Isu 250 Warga Aceh Tamiang Tewas Akibat Banjir, Bupati Armia: Jangan Percaya
04 Dec 2025 21:152 -
3
-
Kemlu RI Serahkan 16 Ton Bantuan Bagi Korban di Sumatera, Ada Beras hingga Susu Bayi
05 Dec 2025 16:054 -
5