Hal ini disampaikannya di hadapan ribuan kadernya dalam acara pembukaan Kongres PartaI NasDem di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Sindiran Paloh ini awalnya mengungkit soal rasa sinis dari sejumlah elite parpol tertentu, kemudian menyerang Partai NasDem yang bertemu PKS.
Kala itu, Paloh bertemu dengan Presiden PKS Sohibul Iman dan sempat berpelukan. Kedua ini beda koalisi saat Pemilu 2019.
Usai pertemuan, beberapa petinggi partai koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin (Partai NasDem di dalamnya) menyindir langkah Paloh itu.
Bagi Paloh, elite partai politik yang sinis dan curiga dengan pertemuan Partai NasDem-PKS ini merupakan orang yang jauh dari nilai Pancasila.
"Semua penuh dengan kecurigaan maka kita makin jauh dari nilai Pancasila. Pancasila sebagai pegangan, way of life tapi ngakunya partai nasionalis pancasilais buktikan saja," katanya, Jumat (8/11/2019). Paloh tak memberi isyarat tentang partai yang dimaksud.
"Rakyat membutuhkan pembuktian partai mana yang menjalankan nilai-nilai pancasilais. Kalau partai melakukan sinis, propaganda kosong pasti bukan partai Pancasila itu," tambah Paloh.
Dia menambahkan, Partai NasDem harus menjadi partai Pancasilais yang rendah hati. Kata dia, jika partai politik merasa paling Pancasialis tapi sebaliknya, ini akan membuat Soekarno sebagai proklamator saja bisa menangis kondisi ini.
"Kalau Partai Nasdem mau dikenal sebagai partai pancasilais, rendah hati. Rangkul teman, salam teman. Tawarkan pikiran bersama teman. Jangan musuhi teman. Bisa menangis proklamator bangsa ini," ucapnya.
Dia juga mengingatkan kadernya, partai yang berseberangan dengan keputusan Partai NasDem untuk tidak dianggap seagai musuh.
"Jangan partai tak searah dia musuh berbuyutan, enggak mau gandeng tangan itu bukan Indonesia sejati. Buang purba sangka pikiran. Kalau enggak mau bantu jangan hina lain," tutupnya.