Interpelasi Gubernur Sumbar dan Chat 'Tembak Mati' di Grup Whatsapp

| 16 Dec 2019 12:07
Interpelasi Gubernur Sumbar dan <i>Chat</i> 'Tembak Mati' di Grup Whatsapp
Andre Rosiade (Merry/era.id)
Jakarta, era.id - Ketua DPD Gerindra Sumatera Barat Andre Rosiade merasa terancam dengan chat 'tembak mati' yang disampaikan istri Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Nevi Zuariana. 

Sebelumnya beredar screenshot percakapan di sebuah grup WhatsApp (WA) yang berisi pernyataan bernada ancaman yang dilontarkan oleh Nevi. Padahal Nevi dan Andre sama-sama anggota Komisi VI DPR.

"Maunya apa sich andre itu laporan pak guspardi gaus krn datang tidak dilayani pemda sdg sibuk jangan ikut ikut kalau nggak ngerti masalah kelakuan andre ini buat jelek nama gerindra di sumbar kalau ada yang tembak mati andre di sumbar ibu nggak mau tanggung jawab banyak pendukung bapak di sumbar kasihan keluarga kalau andre kelakuan spt LSM begini. Padahal ang dewan terhormat," tulis Nevi di grup WA 'TF Politik Hukum Hankam A'.

Selain itu, Nevi juga meminta admin grup itu mengeluarkan Andre dari grup.

Pernyataan Nevi berawal dari kegeramannya terhadap langkah Andre yang memerintahkan Fraksi Gerindra DPRD Sumbar untuk mengajukan hak interpelasi untuk suaminya. Irwan dinilai kerap melakukan perjalanan ke luar negeri, padahal anggaran APBD Sumbar terbilang kecil. Andre bahkan meminta Mendagri Tito Karnavian untuk mengusut perjalanan dinas Irwan.

"Kalau baca WA tentu itu ancaman. Saya mengkritik Jokowi dalam 5 tahun. Nggak pernah diancam ditembak mati," kata Andre saat dihubungi, Senin (16/12/2019).

Screenshot chat (Ist)

Andre mengaku hanya menyampaikan aspirasi masyarakat Sumbar terkait seringnya Gubernur Irwan kunjungan kerja ke luar negeri. Meski merasa diancam, Andre mengaku tetap akan melancarkan kritik.

"Tapi saya tetap akan jalan. Ini murni menanyakan kepada Saudara Gubernur Irwan mengenai pemakaian APBD dalam kunker,"ucapnya.

Screenshot chat itu tersebar di kalangan warganet Sumbar, baik di sejumlah grup WA ataupun Facebook, sejak Sabtu (15/12). Tentu saja penyebaran chat ini membuat hangat suasana politik lokal. Sejumlah netizen membuat posting-an di akun medsosnya mengkritik kata-kata tersebut.

Tags : ketua dpr
Rekomendasi