Tahun Baru Kelam Bagi Demonstran Hong Kong

| 02 Jan 2020 15:22
Tahun Baru Kelam Bagi Demonstran Hong Kong
Pengunjuk rasa saling memeluk sambil menyimak pembicara dalam sebuah reli demonstrasi di Hong Kong, China, Kamis (19/12). (Foto: Antara)
Hong Kong, era.id - Sekitar 400 massa pro-demokrasi ditangkap dalam aksi unjuk rasa di Hong Kong pada hari pertama di tahun baru 2020. Aksi itu awalnya berlangsung damai, kemudian berubah kacau setelah polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.

Penangkapan itu menambah jumlah orang yang ditangkap menjadi sekitar 7.000 orang sejak demonstrasi memanas pada Juni 2019 hingga kini, yang belum juga terlihat akan segera usai.

Ketegangan pada Rabu (1/1) kemarin memuncak setelah beberapa penangkapan dilakukan di kawasan bar Wan Chai, dekat kantor cabang bank HSBC, yang menjadi target kemarahan para pengunjuk rasa beberapa pekan belakangan.

Ketika bentrokan terjadi, sejumlah besar massa berpakaian serba hitam menyerbu lokasi tersebut sementara massa lainnya membentuk rantai manusia untuk memberikan berbagai pasokan, termasuk batu bata, sehingga pihak kepolisian juga mengerahkan perlawanan.

Polisi meminta penyelenggara demonstrasi untuk membubarkan diri lebih awal dan kerumunan massa akhirnya terurai setelah pasukan kepolisian dengan mobil meriam air berpatroli pada malam harinya, demikian seperti dikutip Antara, Kamis (2/1/2020).

Penangkapan lainnya juga dilakukan ketika massa aksi menduduki jalanan utama di semenanjung Kowloon, selagi ribuan orang pengunjuk rasa itu melakukan hitung mundur pergantian tahun di sepanjang pelabuhan Victoria.

Sejumlah demonstran menuduh HSBC terlibat dalam penanganan yang dilakukan oleh pemerintah tersebut dan melawan para aktivis yang mencoba menggalang dana dukungan bagi aksi mereka. Namun, HSBC membantah keterlibatan apa pun.

Dalam temu media Rabu malam, pengawas senior kepolisian, Ng Lok-Chun, menyatakan bahwa beberapa penangkapan itu dilakukan atas pelanggaran kepemilikan dan pengumpulan senjata.

Selama beberapa bulan, unjuk rasa telah meningkat menjadi pergerakan masif untuk mengusung demokrasi penuh di wilayah yang berada di bawah pemerintahan China itu, serta menciptakan penyelidikan sendiri mengenai kebrutalan pihak kepolisian. Sedangkan pihak kepolisian bersikukuh bahwa mereka telah bertindak secara terkendali.

Rekomendasi