Menurutnya, penilaian citra buruk akibat operasi tangkap tangan (OTT) itu terlalu prematur. "Kesimpulannya terburu-buru dikira KPU memburuk, kan belum diukur. Sampai beberapa waktu lalu survei yang menilai mengukur kepercayaan publik kepada KPU masih tinggi, cukup tinggi, tapi kami tentu tidak abaikan hal ini (kejadian penangkapan)," kata Arief saat konferensi pers di kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (10/1).
Arief tak menampik OTT itu membawa pengaruh negatif kepada KPU. Ia berjanji akan memperbaiki kinerja setelah lembaga itu menjadi bahan pergunjingan publik, yakni kerja keras seperti yang dijalani selama proses pemilu.
"Tentu apa yang sudah kita lakukan selama proses pemilu itu juga akan kita kerjakan, kerja transparan, jaga integritas, kerja profesional. Untuk hal-hal lain kejadian tidak patut ini saya minta teman-teman provinsi dan kabupaten kota lebih mawas diri, demi jaga integritasnya," sambungnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar menjelaskan dalam OTT saat itu, KPK mengamankan 8 orang pada Rabu-Kamis, 8-9 Januari 2020 di Jakarta, Depok dan Banyumas.