Drama Penggerebekan PSK di Padang yang 'Sensasional'

| 06 Feb 2020 13:45
Drama Penggerebekan PSK di Padang yang 'Sensasional'
Andre Rosiade (Mery/era.id)
Jakarta, era.id - Cerita tentang penggerebekan prostitusi daring di Padang, Sumatera Barat, membuat heboh. Pasalnya, seorang anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra Andre Rosiade dituding membuat skenario penggerebekan layanan prostitusi yang melibatkan seorang PSK dan pengantarnya.

Penggerebekan dilakukan Tim Cyber Ditreskrimsus Polda Sumbar di hotel kawasan Bundo Kanduang, 26 Januari lalu. Seorang PSK berinisial N dan pengantarnya diamankan saat sedang melayani pelanggannya yang memesan lewat sebuah aplikasi.

Potongan Video Penggerebekan (Dok. Andre Rosiade)

Dari penggerebekan, diamankan barang bukti ponsel, uang Rp750.000 dan alat kontrasepsi. 

"Saya bersama aparat kepolisian, membongkar kegiatan praktek prostitusi online di salah satu hotel di Kota Padang. Ini ke depan harus menjadi pelajaran dan bahan evaluasi bagi kita. Ini bukan PR polisi saja. Namun PR kita semua," cuit Andre dalam akun Twitternya pada 27 Januari.

Masalah muncul lantaran si PSK mengaku dijebak karena pelanggannya tiba-tiba hilang saat penggerebekan. Ada kabar pula, PSK berusia 19 tahun itu sudah melayani penjebaknya terlebih dahulu sebelum polisi datang. Namun Andre membantah sengaja memesan hotel dan PSK lewat aplikasi.

"Saya dapat laporan dari masyarakat bagaimana dahsyatnya maksiat di Padang, saya dilihatkan aplikasinya sama masyarakat. Lalu saya hubungi polisi dan langsung menindaklanjuti," katanya kepada era.id, Kamis (6/2/2020).

Sekali lagi ia menegaskan tidak menjebak PSK itu, meski beredar bukti pemesanan 2 kamar hotel atas nama dirinya dan seseorang bernama Bimo. "Pertama saya enggak pernah pesan, tidak pernah atas nama saya pesan (kamar). Iya, saya tahu nama itu memang Bimo, tapi yang diributin namanya Andre Rosiade," sambungnya.

Ia juga membantah jika PSK tersebut sempat berhubungan badan dengan pelanggannya saat penggerebekan. "Faktanya barang bukti Kondomnya masih utuh," katanya.

 

Lalu bila tidak terlibat penggerebekan, mengapa pria asli minang itu ada saat polisi menggeruduk kamar 606 di hotel bintang 4 itu?

"Saya datang bersama masyarakat saat polisi sudah selesai gerebek," ucapnya.

Kabid Humas Polda Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto juga bilang, pengungkapan kasus itu atas informasi dari masyarakat. "Bukan, Pak Andre hanya melaporkan adanya prostitusi tersebut," terangnya.

Sementara itu, Komnas Perempuan mengkritik upaya penggerebekan sensasional seperti itu. "Ini kan terencana. Ada transaksi, persiapan. Sebagai anggota dewan, kalau kami melihat, sudah melanggar kode etik karena melampaui kewenangannya," kata Komisioner Komnas Perempuan Tiasri Wiandani, Selasa (5/2).

Menanggapi isu ini, Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR bisa saja memanggil Andre untuk mengklarifikasi, tapi MKD juga akan menerima bila ada laporan dari masyarakat.

"Nanti kita cek dulu. Ini kan (kontroversi penggerebekan PSK) baru hari ini ramai. Bisa aja MKD jemput bola panggil yang bersangkutan karena di dalam tata beracara juga dimungkinkan dan harus responsif terhadap isu-isu yang muncul di masyarakat menyangkut kehormatan anggota Dewan," kata Wakil Ketua MKD DPR Fraksi PDIP Trimedya Panjaitan, Rabu (5/2).

Tags : prostitusi
Rekomendasi