Penembak Brutal di Mal Thailand Tewas Ditembak Polisi

| 09 Feb 2020 14:27
Penembak Brutal di Mal Thailand Tewas Ditembak Polisi
Pasukan keamanan Thailand mengevakuasi warga dalam mal Terminal 21. (Foto: Antara)
Bangkok, era.id - Pasukan keamanan Thailand berhasil menembak mati seorang tentara, yang menjadi pelaku penembakan massal yang menewaskan sedikitnya 21 orang, demikian sumber kepolisian dan militer.

Mereka menyebutkan pelaku tewas di pusat perbelanjaan di Kota Nakhon Ratchasima, tempat dia bersembunyi.

"Polisi menebak mati si pelaku dan menyelamatkan delapan sandera. Beberapa di antaranya terluka," kata salah satu sumber keamanan, seperti dikutip Antara, Minggu (9/2/2020).

Kedua sumber menolak disebutkan namanya lantaran tak berwenang berbicara di hadapan media.

Sebelumnya, Kepolisian Thailand meyakini bahwa tentara yang menewaskan sedikitnya 21 orang itu bersembunyi di basemen pusat perbelanjaan di timur laut Thailand.

Penembakan yang dilakukan "Tentara Gila" itu bermula pada Sabtu malam ketika tentara itu menembaki sebuah rumah sebelum bergeser ke pangkalan militer dan kemudian ke pusat perbelanjaan di Nakhon Ratchasima, yang berada 250 Km dari ibu kota Bangkok, kata polisi.

"Kami tidak tahu mengapa pelaku melakukan ini. Tampaknya ia gila," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Kongcheep Tantrawanit kepada Reuters, seperti dikutip Antara, Minggu (9/2/2020).

Pasukan keamanan Thailand lantas mendatangi mal tersebut pada Sabtu guna menyelamatkan ratusan orang yang terjebak di dalam mal. Tak diketahui pasti jumlah pengunjung atau pun pegawai toko yang masih berada di dalam, kata Kongcheep.

Polisi mengidentifikasi tersangka bernama Jakrapanth Thomma. Sebelum aksi brutalnya itu ia sempat mengunggah tulisan di akun Facebooknya, "Kematian tak dapat dihindari semua orang," kemudian bertanya "Haruskah saya menyerah?"

Facebook menyebutkan pihaknya akan menghapus akun si pelaku.

"Tidak ada ruang di Facebook untuk orang-orang yang melakukan tindakan keji semacam ini, kami juga tidak mengizinkan orang-orang memuji atau mendukung serangan ini," kata perwakilan Facebook melalui pernyataan.

Rekomendasi