"Itu nanti akan hadir Mas Gibran, Pak Purnomo, dan Mas Teguh, jadi 3 orang. Itulah fit and proper yang akan dijalani. Untuk equal treatment saja, semua akan jalani," ujar Ketua DPP Badan Pemenangan Pemilu PDIP Bambang Wuryanto di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/2).
Tak ada satupun calon kepala daerah yang dipanggil untuk fit and proper test di Jakarta mendapat perlakuan khusus.
"Bukan hanya solo saja yang di DPP, sudah banyak. Hanya dikau aja yang punya perhatian khusus Solo, karena ada putra presiden di situ," tegas Bambang.
Beberapa hal yang akan diuji, kata Bambang, adalah kecocokan menjadi bakal calon Wali Kota Solo, kompetensi, dan menanggapi isu dengan cara pandang yang berbeda.
Selain fit and proper test, hasil survei elektabilitas calon juga bakal mempengaruhi pemilihan para calon kepala daerah.
"Pergerakan dari waktu ke waktu kita lihat. Ada lah hasil survei. Apakah nanti ditunjukkan kepada para bakal calon? Jawaban saya, tidak, enggak ada. Itu enggak akan kita sampaikan," katanya.
PDIP akan menggunakan strategi partai tunggal dalam mengusung di Pilwalkot Solo 2020 mendatang. Artinya, calon yang diusung hanya berasal dari kader PDIP saja tanpa perlu menggandeng partai politik lainnya.
Terlebih, kata Bambang, secara administrasi kursi parlemen, PDIP sudah melampaui jauh dari batas yang ditentukan yakni harus memenuhi 20 persen atau 9 kursi di parlemen, sementara PDIP di Solo memiliki 30 kursi.
"Artinya sudah sangat kuat kita untuk mencalonkan sendiri. Sudah lebih dari separuh," kata Bambang.