Prediksi BIN: Puncak Korona Akhir Juli, Tembus Ratusan Ribu

| 03 Apr 2020 08:54
Prediksi BIN: Puncak Korona Akhir Juli, Tembus Ratusan Ribu
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penangana COVID-19 Doni Monardo
Jakarta, era.id - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penangana COVID-19 Doni Monardo memperkirakan puncak penyebaran virus korona baru di Indonesia akan terjadi pada akhir Juli 2020 berdasarakan data kajian dari Badan Intelejen Negara (BIN)

"Puncaknya akhir Juni atau akhir Juli 2020," ujar Doni dalam rapat dengan pendapat dengan Komisi IX secara virtual, Kamis (2/4/2020).

Sementara pada akhir bulan ini diperkirakan akan mencapai 27.307 kasus dan di akhir Mei sebanyak 95.451 kasus positif COVID-19.

BIN memprediksi pada akhir Juni kasus positif korona di Indonesia akan mencapai 105.765, sedangkan pada akhir Juli mencapai 106.287 kasus positif.

Prediksi ini dinilai jitu karena perkiraan BIN kasus korona di akhir Maret mencapai 1.577 orang. Sedangkan pada 31 Maret lalu pemerintah mengumumkan ada 1.528 pasien positif COVID-19. "Ini akurat," ucap Doni.

Sementara, BIN juga mencatat wilayah persebaran yang memiliki resiko tinggi. Kendati tak disebut daerahnya, ada 50 kabupaten/kota prioritas dari 100 kabupaten. Selain itu, terdapat 10 provinsi masih kekurangan fasilitas kesehatan. Daerah itu adalah, Jawa Barat, DIY, Sulawesi Selatan, Bali, Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Papua, Aceh, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.

Dalam pemparan di RDP tersebut, Doni juga sempat menyinggung kendala yang dialami pemerintah dalam menangani virus korona seperti belum memiliki alat tes Korona secara masal.

"Kelemahan kita tidak memiliki alat untuk memeriksa secara cepat dalam skala besar. Kami mencoba mendatangkan rapid test dari sejumlah negara," kata Doni.

Pemerintah akan berusaha mendatangkan alat tes tersebut skala besar. "Jadi kami akan datangkan dari sejumlah negara sebanyak mungkin agar tes bisa dilakukan di Jawa maupun di luar Pulau Jawa," ungkapnya.

Selain itu, kata Doni, adanya keterbatasan fasilitas laboratorium untuk mengetas spesimen COVID-19. Dia menyebut, dari 44 laboratorium yang dimiliki pemerintah hanya ada 13 yang bisa dipergunakan. 

Tetapi, Doni mengatakan, prediksi BIN tersebut bisa meleset, jika langkah pencegahan dapat dilakukan. "Kalau bisa melakukan langkah-langkah pencegahan, mudah-mudahan kasus yang terjadi tidak seperti apa yang diprediksi," kata Doni.

Rekomendasi