Letusan Anak Krakatau dan Dentuman Misterius di Sekitar Jakarta

| 11 Apr 2020 09:21
Letusan Anak Krakatau dan Dentuman Misterius di Sekitar Jakarta
Letusan Anak Krakatau (Dok. BMKG)
Jakarta, era.id - Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda meletus Jumat malam (10/4) pukul 22:35 WIB dengan mengeluarkan abu sekitar 500 meter dari atas puncak gunung yang ketinggiannya sekitar 657 meter di atas permukaan laut.

Kolom abu dari gunung api di tengah Selat Sunda itu teramati berwarna kelabu tebal yang condong ke arah utara, demikian pantauan Pos Pengamatan Gunungapi Anak Krakatau Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi.

"Erupsi terekam di seismogram dengan durasi sekitar 38 menit 4 detik," jelas Kapusdatinkom BNPB, Agus Wibowo, Sabtu (11/4/2020).

Letusan Gunung Anak Krakatau juga teramati di Pos Pengamatan Gunung Api Pasauran, Banten, Sabtu (11/4) pukul 00.03 WIB. Teramati letusan strombolian menerus dengan tinggi sekitar 500 meter, menurut keterangan tertulis PVMBG Badan Geologi yang berkantor pusat di Bandung.

Untuk diketahui tipe Strombolian merupakan semburan berupa lava pijar yang bersumber dari magma di perut gunung api. Letusan tipe ini berlangsung lama. Istilah Strombolian sendiri diambil dari letusan gunung api Stromboli di Italia.

"Saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada Status Level II (Waspada)," ucap Agus.

Sementara itu terdengar dentuman dan getaran misterius di sejumlah wilayah seperti Jakarta, Depok, Bekasi, hingga Tangerang dini hari tadi sekitar pukul 02.30-03.00. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geologi (BMKG) menyatakan dentuman bukan berasal dari aktivitas Gunung Anak Krakatau.

"Terkait suara dentuman yang beberapa kali terdengar dan membuat resah masyarakat Jabodetabek, maka sejak tadi malam hingga pagi hari ini pukul 06.00 WIB hasil monitoring BMKG menunjukkan tidak terjadi aktivitas gempa tektonik yang kekuatannya signifikan di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Prov. Banten," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono.

Meskipun ada aktivitas gempa kecil di Selat Sunda pada pukul 22.59 WIB dengan magnitudo M 2,4, tetapi BMKG menyatakan gempa ini kekuatannya tidak signifikan dan tidak dirasakan oleh masyarakat. 

"Berdasarkan data tersebut maka BMKG memastikan bahwa suara dentuman tersebut tidak bersumber dari aktivitas gempa tektonik," ucap Rahmat.

 

Rekomendasi