Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat, Daud Ahmad, masyarakat bisa betul-betul disiplin menghadapi persebaran virus korona ini. Apalagi saat ini sudah ada 10 wilayah di Jawa Barat yang menerapkan PSBB, yakni lima wilayah Bodetabek dan lima wilayah Bandung Raya.
Berkaca dari PSBB di DKI Jakarta dan disusul wilayah Bodetabek yang lebih dulu menerapkan PSBB, masih banyak masyarakat yang tidak disiplin mulai dari tidak memakai masker, tidak menjaga jarak, maupun berkerumun saat di luar rumah. Di sisi lain, ada masyarakat yang disiplin dan memilih tinggal di rumah.
“Saya harap masyarakat betul-betul bisa disiplin. Tolong hargai mereka yang sudah betul-betul disiplin berkorban untuk tinggal di rumah. Jangan sampai pengorbanan mereka yang disiplin tinggal di rumah itu sia-sia karena ketidakdisiplinan kita,” kata Daud Ahmad, dalam jumpa pers, Selasa (22/4).
Untuk bisa disiplin, Daud menyarankan agar kita bisa menempatkan diri pada posisi pasien positif COVID-19. “Anggaplah diri kita ini penular positif sehingga kita bisa jaga jarak dengan orang lain dan mengingatkan kepada orang lain supaya bisa menjaga jarak dengan kita,” katanya.
Pesan tersebut, kata Daud, menegaskan bahwa mata rantai penularan COVID-19 bisa diputus dengan kedisiplinan yang ketat meliputi mengurangi kegiatan sosial, melakukan physical distancing, selalu mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan protokol kesehatan lainnya yang sudah banyak disosialisasikan tenagah kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Berli Hamdani juga bilang, pelaksanaan PSBB tentu membutuhkan kerja sama dengan seluruh elemen masyarakat.
Tantangan PSBB ini ialah waktunya yang masuk ke momen ibadah puasa. Kultur masyarakat Indonesia, puasa merupakan ajang kebersamaan termasuk buka puasa bersama, salat tarawih, ngabuburit atau menunggu waktu berbuka, dan lain-lain. Maka untuk Ramadan tahun ini, masyarakat diminta menjalankan ritual puasanya di rumah masing-masing.
“Sekali lagi disampaikan bahwa kita harus disiplin lakukan physical distancing dan social distancing. Kita jangan melakukan atau membentuk kerumunan massa, apalagi nanti di bulan puasa banyak sekali kegiatan yang biasanya di waktu normal banyak sekali kegiatan yang mengumpulkan massa, tentunya ini harus kita kurangi,harus kita batasi,” kata Berli.