Aksi May Day Buruh Dunia di Tengah Wabah Korona

| 01 May 2020 16:03
Aksi <i>May Day</i> Buruh Dunia di Tengah Wabah Korona
Aksi Buruh di FIlipina (Rapler)
Jakarta, era.id - Pandemi COVID-19 tak membuat sejumlah demonstran pro demokrasi Hong Kong berhenti melakukan aksi. Mereka akan tetap menggelar demo bertepatan dengan Hari Buruh Sedunia.

Salah seorang demonstran John Li, yang terpaksa ikut turun ke jalan bersama para buruh lainnya di Hong Kong. Dia bersama rekan-rekan lainnya tak kehabisan akal buat tetap turun ke jalan meski physical distancing masih berlaku.

Mereka akan turun ke jalan dengan membuat grup kecil maksimal berjumlah empat orang. Nantinya sejumlah demonstran akan diberikan jarak antar satu sama lain sejauh 1,5 meter demi mencegah penyebaran virus SARS-CoV-2. Hal ini juga pernah mereka lakukan sebelumnya saat menggelar demo di berbagai mal pekan lalu.

"Saya rasa pemerintah menggunakan upaya anti-pandemi untuk menekan rakyat dan pergerakan massa," kata John Li, dikutip dari AFP, Jumat (1/5/2020).

Meski mengaku lebih menyukai demo dalam keadaan normal, John terpaksa melalukan hal ini dan nekat turun ke jalan bersama rekan lainnya. Padahal pihak Kepolisian setempat pernah membubarkan aksi-aksi sebelumnya.

Pemerintah Hong Kong secara bertahap sudah melonggarkan kebijakan lockdown dan aturan lainnya seiring penurunan kasus penyebaran virus korona baru. Tak heran di May Day tahun ini banyak dimanfaatkan oleh sejumlah pihak untuk kembali menuntut pemisahan diri dari China.

Sementara itu di Fiipina, tidak ada yang bisa menghentikan kelompok buruh untuk menyatakan ketidakpuasan terhadap pemerintah. Beberapa kelompok buruh akan mengadakan protes secara online dalam gelaran May Day.

Aksi Buruh di FIlipina (Rapler)

Mereka mengenakan topeng, kemeja merah, atau mengenakan pita merah melalui virtual sebagai simbol protes.

"Banyak orang mengeluh tentang kegagalan pemerintah. Kami mendesak orang-orang untuk berbicara tentang kegagalan pemerintah untuk memberikan bantuan sosial. Rodrigo Duterte (presiden Filipina) yang mengatakan itu, mari kita mengeluh!" ujar Labog yang dikutip dari Rappler pada Jumat (1/5/2020).

"Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah protes Hari Buruh kita akan seperti ini, kami siap untuk online! Meskipun ECQ, kami akan memastikan Duterte mendengar keluhan kami!" ujar Sonny Matula, dari Federasi Pekerja Merdeka (FFW).

Departemen Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan mengatakan lebih dari dua juta orang telah kehilangan pekerjaan di_87.301 perusahaan Filipina.

Mereka telah menerima bantuan dari pemerintah berupa uang tunai sebesar 5.000 Peso atau Rp.1,4 juta per orang. Sumbangan itu diberikan kepada 600.000 pekerja sektor swasta dan informal, yang hanya 26 persen dari pekerja yang terkena dampak.

 

Tags : may day
Rekomendasi