"Terdapat sejumlah bukti signifikan bahwa ini bersumber dari laboratorium di Wuhan," kata Pompeo.
Pompeo berbicara itu kepada program "This Week" di ABC yang kemudian tim redaksi kutip dari Antara, Senin (4/5/2020). Virus corona memang muncul akhir tahun lalu di China. Data dari Center for Systems Science and Engineering (CSSE) at Johns Hopkins University (JHU), hingga pagi ini, jumlah kasus positif COVID-19 mencapai angka 3,5 juta orang. Amerika Serikat menjadi negara terbanyak yang terinfeksi virus Sars-CoV-2 (yang menyebabkan penyakit Covid-19) sebanyak 1,1 juta orang.
Baca juga:
Pompeo juga membantah pernyataan agen senior intelijen AS pekan ini yang bilang virus tersebut bukan buatan manusia atau dimodifikasi secara genetik. Pernyataan itu melemahkan teori konspirasi, yang digaungkan pegiat anti-China dan sejumlah pendukung Presiden Donald Trump, yang menunjukkan virus itu dikembangkan di laboratorium senjata biologis pemerintah China.
"Para pakar terbaik sejauh ini tampaknya berpikir bahwa itu buatan manusia. Saya tak punya alasan untuk tidak percaya pada hal itu," kata Pompeo.
"Ada bukti besar bahwa di situlah ini dimulai," lanjut dia.

Photo by CDC on Unsplash
Beijing telah menolak anggapan bahwa virus itu bisa lolos dari laboratorium. Namun pihak berwenang China belum mengizinkan para pakar asing, termasuk para penyelidik dari Organisasi Kesehatan Dunia, untuk ikut serta dalam penyelidikan asal-usul virus tersebut. Mereka juga tidak berbagi sampel yang diambil dari hewan liar di pasar ternak Wuhan di mana mereka mengklaim wabah dimulai.
Respon Donald Trump
Presiden Trump masih percaya kalau wabah ini memang kesalahan dengan kategori 'mengerikan' di China. Trump jengkel China yang masih saja terus membantah teori yang dia buat.
"Secara pribadi, saya pikir mereka membuat kesalahan yang mengerikan, dan mereka tidak mau mengakuinya," kata Trump dilansir dari New York Post.
“Kami ingin masuk, tetapi mereka tidak menginginkan kami di sana. mereka membuat kesalahan, mereka mencoba menutupinya, seperti api ... Mereka tidak bisa memadamkan api," lanjutnya.

Tag: korona china donald trump