Terapi ini ternyata sangat ampuh. Terbukti, sebanyak 18 orang dari 28 orang pasien yang dirawat di RSD Bagas Waras Klaten telah dinyatakan sembuh.
Sementara itu, ada 10 pasien positif yang masih dirawat di rumah sakit milik Pemkab Klaten itu.
“Di belakang rumah sakit kebetulan ada kolam ikan. Untuk mengurangi beban pikiran pasien Covid, kolam itu ditabur ikan lele. Jadi para pasien merasa terhibur dengan mancing ikan lele di belakang rumah sakit sambil mengisi waktu luang. Tapi itu juga harus melalui protokol kesehatan yang ketat,” jelas Limawan, seperti dikutip dari situs resmi Pemprov Jateng, Selasa (7/7/2020).
Lulusan Fakultas Kedokteran UGM tahun 1991 itu menambahkan, jalinan komunikasi yang tulus antara tenaga medis dan pasien menjadi obat tersendiri. Jadi pasien tidak merasa kesepian biar pun dua minggu lebih harus terpisah dari keluarga.
Selain itu, menurutnya, edukasi tetap dilakukan sehingga pasien percaya dengan tenaga medis ketika upaya medis untuk pengobatan itu dilakukan. Bahkan, komunikasi itu dilakukan lebih intensif salah satunya melalui aplikasi whatshapp. Meskipun menjaga jarak, namun interaksi tidak dibatasi. Ia mengaku masih sering menerima pesan whatshapp dari pasien COVID-19 yang sudah lama sembuh.
“Kami memiliki empat tenaga perawat dan dua dokter spesialis paru. Tenaga di RSD Bagas Waras sebetulnya terbatas dengan fasilitas 14 fasilitas kamar isolasi. Tapi kami harus melayani dengan baik,” ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Limawan, ketersediaan jaringan Wifi sangat membantu pasien untuk berkomunikasi dengan tenaga medis dan keluarga.
“Kami juga mengajak pasien untuk berjemur atau senam pagi dua kali dalam seminggu, agar pasien tidak jenuh selama perawatan,” pungkasnya.