Mengenal Ballo, Tuak yang Diusul Mendagri Jadi Hand Sanitizer

| 09 Jul 2020 15:04
Mengenal Ballo, Tuak yang Diusul Mendagri Jadi Hand Sanitizer
Tuak atau ballo (Tekape.co)
Jakarta, era.id - Ballo adalah minuman beralkohol (Minol) dari Sulawesi Selatan. Ballo disebut Mendagri Tito Karnavian bisa dijadikan hand sanitizer atau cairan pembersih tangan, Rabu (8/7/2020) kemarin, saat bertemu Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah.

Ballo ada beberapa macam, ada ballo nipa (dari pohon nipah), ballo tala (dari pohon lontar) dan ballo ase (dari beras). Rasanya ada dua rasa, yakni ballo manis dan ballo kacci atau ballo yang kecut.

Shanti Riskiyani dan kawan-kawan, dalam Aspek Sosial Budaya Pada Konsumsi Minuman Beralkohol (Tuak) di Kabupaten Toraja Utara (2015), menyimpulkan bahwa kandungan alkohol Ballo mencapai 5 persen.

Makalah itu mengutip Riset Kesehatan Dasar (2014), yang menunjukkan bahwa daerah dengan prevalensi minum alkohol tertinggi di Sulawesi Selatan adalah Toraja Utara, yaitu 27,5 persen dalam 12 bulan terakhir, atau 22,6 persen dalam sebulan terakhir.

Di beberapa daerah di Sulawesi Selatan, selain Kabupaten Toraja Utara, ballo juga bisa ditemukan Kabupaten Jeneponton, Takalar, dan Gowa. Masing masing punya kekhasan tersendiri, semua tergantung penyadap.

Kedai menjual ballo, bagi orang Sulsel, biasanya disebut lontang. Penjualnya disebut sebagai palontang. Biasanya, di kedai tersebut, para peminum tuak atau yang cuma ikut membeli dan bergaul di lontang, duduk melingkar bersama kawannya. Biasanya mereka tertawa-tawa, ngobrol ngalor ngidul, buka baju dan tampak sangat akrab.

Ballo adalah minuman masyarakat kelas bawah orang Sulsel. Biasanya, yang minum, adalah tukang parkir, buruh bangunan dan kuli-kuli. Negatifnya minuman ini, jika peminumnya sensitif lalu ballo yang diminumnya mudah memabukkan, ia bisa mengajak orang duel atau terkapar jika terlalu mabuk. Dalam banyak kasus, banyak terjadi pertikaian disebabkan pengaruh ballo.

Sebelumnya, Tito berpendapat bahwa banyak ballo di Sulsel yang disita polisi dapat dimanfaatkan untuk hand sanitizer.

"Saya tadi ngobrol sama Pak Gubernur, 'Pak Gub, di sini kan banyak sekali ballo, ballo itu kan ditangkapi (disita) polisi, ditampung saja oleh kepala daerah, seperti arak Bali itu ditampung mereka dipakai kerjasama dengan universitas, Balai POM, kemudian diubah menjadi hand sanitizer," kata Tito.

"Karena ballo itu baru 30-40 persen (alkoholnya), yang bisa membunuh (virus) itu 70 persen. (Setelah ballo jadi hand sanitizer) baru kemudian dikasih label," ujarnya.

Tags : alkohol
Rekomendasi