Kandungan dalam sanitasi tangan ini disebut menggunakan formula potensial yang terdiri dari alkohol 70%, air, hidrogen peroksida, gliserol, minyak esensial, serta disinfektan khusus yang biasa dipakai oleh Lab Biosafety Level (BSL) 3.
Produk sanitasi tangan ini dibuat Prof. Dr. Unang Supratman, M.Si., dan dr. Ronny Lesmana, M.Kes., AIFO, PhD. Ide awal bermula ketika mulai menipisnya stok hand sanitizer di pasaran akibat tingginya permintaan, menyusul merebaknya wabah virus korona di Indonesia.
Unpad juga membutuhkan stok hand sanitizer untuk disediakan dan digunakan di beberapa lokasi kampus. Untuk memenuhi kebutuhan internal hand sanitizer, Unpad juga mendapat dukungan dari sektor industri, yakni PT. Mondave International yang menyuplai bahan baku khusus berupa disinfektan terstandar untuk Lab BSL 3. Disinfektan ini diimpor dari Eropa.
Formula disinfektan tersebut dinilai ampuh membunuh virus Herpes Simplex, Poliovirus Type 2, hingga Bacteriophage T2 dan Herpes Simplex Type 1. “Logikanya kalau virus jenis lain dia mati, virus yang lain (Coronavirus) kemungkinan mati juga, sehingga efektivitasnya jadi lebih tinggi, tidak sekadar hanya menggunakan alkohol dan H2O2,” kata Ronny, dikutip dari keterangan resmi Unpad, Rabu (18/3/2020).
Apabila formulasi suatu produk disinfektan baik, kerjanya akan semakin efektif membunuh virus. Karena itu, diharapkan produk buatannya ini dapat lebih maksimal membunuh virus.
Sementara Prof. Unang menjelaskan, secara keseluruhan kandungan produk hand sanitizer buatannya sesuai dengan standar BPOM. Adanya formula baru dengan menambahkan disinfektan khusus agar lebih efektif menangani virus, jamur, dan bakteri.
Kandungan minyak esensial herbal juga berfungsi ganda. Selain mengeluarkan aroma wangi, juga turut meningkatkan kemampuan hand sanitizer dalam membunuh virus. Dalam hal ini, produk minyak esensial yang digunakan berasal dari jeruk.
“Jeruk mengandung limonen yang bisa meningkatkan daya bunuh bakteri dan virus. Jadi produk kita ada kandungan herbal dan ada kandungan khususnya,” ujar Prof. Unang yang juga Kepala Lab Sentral Unpad.
Prof. Unang bilang, produk ini sudah mendapat permintaan pasokan yang cukup tinggi di beberapa wilayah. Namun, untuk saat ini, pihaknya fokus terlebih dahulu untuk pemenuhan di lingkungan kampus.
“Produk ini dibuat bukan semata untuk Coronavirus, tetapi untuk pola hidup sehat di Unpad,” tandasnya.