Ketua DPP PDIP bidang Pemenangan Pemilu, Bambang Wuryanto mengatakan, kedekatan mereka dirasa sangat mempengaruhi kebijakan para petugas partai di lapangan dan kader-kader besar PDIP di daerah.
"Bu Mega akrab dengan Pak Prabowo, kebijakan ke bawahnya kira-kira mengikuti. Kalau Ibu sedang tidak cocok, bawah juga ngikuti," ujar Bambang di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/7/2020) kemarin.
Meski demikian, Bambang menegaskan, tidak ada perintah langsung dari Megawati agar partainya berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada 2020.
Namun, para petugas partai akan melihat preferensi politik itu dari kedekatan dengan ketua umum.
Sehingga, jika ada perintah untuk berkoalisi dengan siapa, kader partai banteng cenderung memilih berdampingan dengan Gerindra.
"Maka jika ingin mendekati PDIP dekatilah ketua umum. Itu sudah pasti ke bawah. Gak usah diperintah," ucapnya.
Bambang juga mengakui bahwa kesuksesan partai pada Pilkada 2020 menjadi salah satu landasan kemenangan di Pemilu 2024. Sebab, total pemilih di Pilkada 2020 sudah separuh lebih dari total pemilih di Pemilu 2024 mendatang.
"Total pemilih yang hari ini sudah 58 sekian persen. Jadi sudah lebih dari separuh. Maka kemenangan penting," tegas Bambang.
Saat ini, salah satu koalisi dengan Gerindra-PDIP terlihat di Pilkada Tangerang Selatan. PDIP memberikan rekomendasi kepada Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, keponakan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai bakal calon wali Kota Tangsel yang dipasangkan dengan Muhammad sebagai bakal calon wali kota.
Adapun, kata Bambang, PDIP akan mengumumkan rekomendasi Pilkada 2020 dari partainya pada pekan depan. Ada 162 daerah yang akan diumumkan, namum belum termasuk pemilihan gubernur karena masih dalam pembahasan.