"Jika anda menjaga jarak sosial dan menggunakan masker maka tingkat infeksi penyakit mungkin menurun tetapi suhu itu sendiri tidak efektif," kata Recep Tekin kepada Kantor Berita Anadolu, Sabtu (11/7/2020).
Merujuk pada suhu Mediterania yang panas di Turki selatan, Tekin menyoroti bahwa jumlah kasus COVID-19 di wilayah tersebut baru-baru ini melonjak meski suhunya tinggi.
"Jika suhu panas sepenuhnya mencegah virus maka kami seharusnya tidak melihat kasus di Arab Saudi dan Afrika," lanjutnya.
Baca Juga : Membantah Argumen Trump Soal Korona Bisa Mati di Cuaca Panas
Memperhatikan bakal ada hari-hari yang lebih panas dalam beberapa pekan mendatang, ia mengatakan masyarakat tidak boleh bertindak dengan mengandalkan ini namun mereka harus menggunakan masker, menjaga jarak sosial dan memperhatikan kebersihan tangan tanpa menghiraukan suhu.
Hingga Rabu Turki melaporkan total 5.282 kematian akibat COVID-19 sementara lebih dari 187.511 pasien dinyatakan sembuh. Saat ini terdapat lebih dari 208.938 kasus terkonfirmasi COVID-19 di negara tersebut
Sejak kemunculannya di Wuhan, China tengah pada Desember lalu pandemi virus korona telah merenggut 551.000 lebih korban jiwa di 188 negara dan wilayah.
Kasus COVID-19 di seluruh dunia kini mencapai 12,1 juta, sementara lebih dari 6,65 juta orang telah pulih dari penyakit pernapasan tersebut, menurut data yang dihimpun oleh Johns Hopkins University yang berbasis di AS.