"Operasi tambahan tersebut akan menggeser selaput yang berada di tepi mata untuk menutup bagian tengah yang belum tumbuh," ungkap Juru Bicara KPK, Febri Diansyah melalui pesan singkat, Minggu, (11/2/2018).
Dalam operasi tersebut, dokter akan mengambil kulit bagian bibir bawah untuk menutup bagian tepi mata Novel. Sementara untuk pemasangan artificial kornea, belum bisa dilakukan bila pertumbuhan selaput mata belum merata secara keseluruhan.
Selain mendapatkan perawatan dari dokter ahli mata dari Singapura dan Inggris, dokter dari lembaga antirasuah ini pun turut ditugaskan untuk mendampingi Novel saat operasi.
"Kami mohon doanya agar operasi besok dan perawatan terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan dapat berjalan baik," kata mantan aktivis antikorupsi ini.
Sejak terjadinya penyiraman terhadap Novel pada 11 April 2017 proses penanganan perkara pun terus berjalan. KPK terus berharap agar Polda Metro Jaya terus berkomitmen untuk menemukan pelaku penyiraman air keras terhadap penyidiknya.
“Jika pelaku tidak ditemukan, resiko yang sama tentu dapat terjadi pada pihak yang memperjuangkan pemberantasan korupsi," kata dia.
(Infografis: era.id)
Seperti diketahui, Novel Baswedan mengalami teror penyiraman air keras usai menunaikan Salat Subuh di masjid dekat rumahnya, di Jalan Deposito RT3 RW10, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Untuk menyembuhkan luka di mata kirinya, Novel melakukan perawatan di Singapore General Hospital.
KPK berharap pelaku penyiraman terhadap Novel segera ditangkap dan menjalani proses hukum. Kepolisian bertindak dengan merilis gambar sketsa dua pelaku penyiraman air keras terhadap Novel pada Jumat (24/11).
Menurut Kapolda Metro Jaya, Irjen Idham Aziz, dua pelaku itu berjenis kelamin laki-laki dengan ciri-ciri berambut panjang, dan pelaku lainnya berambut pendek. Kala itu, polisi juga membuka hotline bagi masyarakat yang mengetahui informasi terkait pelaku. Namun, hingga kini pelaku penyiraman air keras ke penyidik antikorupsi itu masih menjadi tanda tanya.