Dalam simulasi yang dilakukan Poltracking, jika Prabowo tidak maju menjadi capres, kekuatan Jokowi menggaet pemilih akan naik.
"Prabowo kita coba keluarkan, tidak masuk dalam pilihan. Kekuatan Jokowi menjadi naik di 62,7 persen, dengan di bawahnya Anies 11 persen, Agus 6 persen," ujar Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda di Sari Pan Pasific, Jakarta Pusat, Minggu (18/2/2018).
Hanta menambahkan, pemilih yang tidak tahu atau tidak menjawab (undecided) menjadi tinggi ketika Prabowo dikeluarkan dalam simulasi.
"Tapi kalau Prabowo dimasukan ke dalam simulasi, undecided-nya menjadi turun. Jadi, suara Pak Prabowo pindah ke undecided, ada juga yang ke beberapa kandidat yang lain," lanjutnya.
Selanjutnya, jika Jokowi disimulasikan berhadapan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), persentase Jokowi sebanyak 64,7 persen, AHY 13 persen, dan undecided sebanyak 22,3 persen.
Jika Jokowi dihadapkan dengan Anies Baswedan, persentase Jokowi sebanyak 63,8 persen, Anies 14,6 persen, dan undecided 20,6 persen.
Kemudian Jokowi dihadapkan dengan Gatot Nurmantyo. Persentasenya Jokowi mendapat 65,7 persen, Gatot 13,6 persen, dan undecided sebanyak 20,7 persen.
(Infografis: era.id)