Dihimpun dari sleepfoundation.org, pekerja sif malam lebih banyak menghadapi risiko. Mulai dari penurunan performa kerja, keselamatan kerja, kesehatan fisik, hingga kesehatan mental.
1. Rusaknya jadwal tidur
Logisnya, pekerja malam sudah melanggar jam tidur biologis manusia pada umumnya. Oleh sebab itu, pekerja sif malam disinyalir memiliki masalah dalam tidur karena jam tidur yang sudah terganggu.
Dari riset yang ditemukan rata-rata pekerja sif malam hanya tidur selama 6 jam per hari. Kadar hormon serotonin yang rendah merupakan salah satu dampak kurangnya kualitas tidur pada manusia.
2. Metabolisme melemah
Risiko selanjutnya adalah perubahan metabolisme tubuh yang memicu penurunan kadar hormon leptin pada tubuh manusia. Kadar hormon leptin sedianya berfungsi bagi tubuh untuk mengontrol gula darah, berat badan dan kadar insulin. Dampak termudah apabila kadar ini rendah, tubuh manusia jadi rentan terhadap penyakit mulai dari flu hingga diabetes.
3. Risiko kanker
Berdasarkan hasil penelitian yang dilansir dari International Journal of Cancer, bekerja sif malam memicu risiko kanker payudara bagi wanita hingga 30 persen.
Risiko tersebut terjadi karena ketidakseimbangan hormon pada tubuh, contohnya hormon melatonin yang berfungi menjaga keteraturan dan stabilitas metabolisme sel. Hormon tersebut diproduksi ketika seseorang sedang tidur pada malam hari.
4. Obesitas dan diabetes
Buntut perubahan jam tidur biologis manusia dapat memicu obesitas. Dampak terbesarnya, kinerja insulin yang terganggu akibat perubahan jam tidur tersebut, mengakibatkan terjadinya resisten insulin. Risiko terburuknya adalah mudah terserang diabetes bagi para pekerja sif yang berkepanjangan.
5. Serangan Jantung
Berdasarkan data penelitian yang dilansir dari British Medical Journal, para pekerja sif malam mudah terkena serangan jantung. Penurunan kondisi tubuh secara keseluruhan, berdampak rentannya tubuh pekerja malam hari ini terserang penyakit jantung seperti koroner.
6. Kesehatan Mental
Perbedaan waktu yang terjadi pada pekerja sif malam juga dapat mempengaruhi kesehatan mental. Pekerja sif malam lebih mudah terserang stres yang berujung depresi.
7. Kecelakaan Dalam Bekerja
Risiko ini memang tidak hanya dialami oleh pekerja sif malam, kecelakaan dalam bekerja dipengaruhi oleh penurunan konsentrasi dan kinerja otak. Pekerja sif malam lebih riskan karena jam kerja yang memang sudah melanggar standar biologis tidur seseorang. Ini pula yang membuat menurunnya fungsi otak dalam bekerja. Akibatnya, respon dalam mengambil keputusan menjadi lambat lantaran kantuk.
(Infografis: era.id)
Berkaca dari kasus-kasus terkini yang menimpa para pekerja konstruksi, dapat dikatakan kecelakaan itu terjadi karena penurunan respon otak saat bekerja malam hari.
Isu keselamatan memang menjadi hal utama dalam pekerjaan konstruksi. Tetapi tidak sedikit pula penyebab kecelakaan terjadi karena kurangnya perhatian terhadap pekerjaan yang dilakukan pada malam hari.
Hal ini perlu menjadi perhatian khusus bagi pekerja konstruksi yang memiliki sif malam untuk lebih memperhatikan standar keselamatan bekerja. Pemantauan yang intensif serta penerapan standar keselamatan menjadi kunci produktivitas kerja itu terpenuhi.